Latar
Belakang
Sumber daya
manusia merupakan elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen lain
seperti modal, teknologi, dan uang. Hal tersebut dikarenakan manusia merupakan
penggerak dari elemen-elemen lain. Manusia dengan kemampuan baik maka akan
membawa elemen lainnya untuk menjadi baik pula. Membicarakan sumberdaya manusia
tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan atau proses manajemen lainnya seperti
strategi perencanaan, pengembangan manajemen dan pengembangan organisasi
Pelatihan
dan pengembangan merupakan istilah-istilah yang berhubungan dengan usaha-usaha
berencana, yang diselenggarakan untuk mencapai penguasaan skill, pengetahuan,
dan sikap-sikap pegawai atau anggota organisasi (Wexley dan Yukl). Dewasa ini
muncul berbagai macam bentuk organisasi yang mengadopsi cara dan teknik
masing-masing untuk menyelenggarakan pelatihan dan pengembangan dengan tujuan
meningkatkan penguasaan skill, pengetahuan dan sikap pegawai atau anggota
organisasi tersebut.
Dalam
hal ini perlu diketahui perbedaan antara pelatihan dan pengembangan yang diselenggarakan dan dilakukan oleh
perusahaan tekstil dan organisasi kemahasiswaan yang bergerak dibidang
keolahragaan. Dua organisasi ini memiliki bidang dan fokus yang berbeda yang
berpengaruh pada sistem pelatihan dan pengembangan karyawan atau anggota.
Tujuan dari organisasi tersebut ikut serta menentukan bagaimana pelatihan dan
pengembangannya.
Pelatihan
memberi para pembelajar pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
pekerjaan mereka saat ini. Pelatihan merupakan upaya untuk memperbaiki kinerja
para pekerja untuk menunjang pekerjaannya dalam suatu organisasi. Pengembangan
melibatkan pembelajaran yang melampaui pekerjaan saat ini dan memiliki fokus
lebih pada jangka panjang (Mondy:210). Pengembangan dimaksudkan untuk membuat
para pekerja mengikuti perkembangan, pertumbuhan, dan perubahan yang terjadi
dalam suatu organisasi. Dengan demikian dapat diketahui bagaimana proses
penyelenggaraan yang dilakukan oleh dua organisasi yang berbeda latar belakang
proses serta tujuan dari masing-masing organisasi.
2. Rumusan
Masalah
a. Bagaimanakah
Pelatihan dan Pengembangan di Dwi Putra Perkasa Garment ?
b. Bagaimanakah
Pelatihan dan Pengembangan di UKM Tae Kwon Do Universitas Negeri Malang ?
3. Tujuan
Pembahasan
a. Mengetahui
sistem Pelatihan dan Pengembangan yang terdapat di Dwi Putra Perkasa Garment
b. Mengetahui
sistem Pelatihan dan Pengembangan yang terdapat di Unit kegiatan mahasiswa Tae
Kwon Do Universitas Negeri Malang
PROFIL
PERUSAHAAN
1. Dwi
Putra Perkasa Garment
Dwi Putra Perkasa Garment merupakan
sebuah home industri yang saat ini telah berkembang menjadi perusahaan skala
menengah. Dwi Putra Perkasa Garment adalah perusahaan penyedia tekstil berupa
kemeja serta penyedia layanan jasa di bidang garment. Awal berdirinya
perusahaan ini adalah saat sang owner Bapak
Mujiyanto memulai usaha kecil dengan bermodalkan 7 mesin untuk membuat baju. Dwi
Putra Perkasa Garment berada di Jalan Manggar Atas, Malang-Jawa Timur. Pada
tahun 1989 beliau merintis usahanya di bidang tekstil dengan 7 orang karyawan.
Karena kesabaran dan ketekunan Bapak Mujiyant, maka usahanya semakin berkembang
pesat.
Pada tahun 1994 usaha beliau semakin
berkembang dengan jumlah mesin mencapai 36 mesin. Tahun 1998 usaha beliau
semakin berkembang meskipun ditengah gempuran krisis moneter. Justru Dwi Putra
Perkasa Garment semakin berkembang dan omset semakin menunjukkan progres yang
signifikan. Jumlah karyawan beliau saat itu berjumlah kurang lebih 60 orang. Bahkan
perusahaan ini makin melebarkan sayapnya melalui kerja sama dengan perusahaan
Amerika. Kerja sama tersebut berakhir pada 2000, meskipun begitu progress yang
ditunjukkan perusahaan semakin membanggakan. Karena Dwi Putra Perkasa Garment
semakin berkembang, maka bapak Mujiyanto memutuskan untuk membentuk organisasi
perusahaan yang lebih terstruktur.
Sebagai direktur adalah Bapak Mujiyanto,
dan dibawahnya terdapat Kepala Bagian yang mengatur para Kepala ruangan.
Nantinya kepala ruangan tersebut yang akan bertanggung jawab atas ruang-ruang
produksi dalam perusahaan tersebut. Terdapat pula bagian pemasaran
barang-barang, untuk mengecek produk-produk yang keluar-masuk. Peninjauan
kinerja biasanya dilakukan setiap satu bulan sekali untuk mengetahui progress
serta hambatan yang dialami oleh perusahaan.
Saat ini jumlah karyawan yang berada di Dwi
Putra Perkasa Garment berjumlah kurang lebih 150 orang. Karyawan yang bekerja
di Dwi Putra Perkasa Garment terbagi atas karyawan tetap dan karyawan dengan
sistem borongan. Karyawan tetap dibayar bulanan sementara karyawan sistem
borongan dibayar mingguan. Jumlah karyawan sistem borongan lebih banyak jika
dibandingkan karyawan tetap.
Terdapat beberapa rangkaian pekerjaan
yang harus dikerjakan dalam membuat produk-produk di Dwi Putra Perkasa Garment.
Maka perusahaan membagi karyawannya dalam beberapa bagian. Banyak terdapat
bagian-bagian di perusahaan diantaranya pemotongan kain, pembuatan kerah, press
manset, pembuatan lengan, pemasangan kancing, rantai baju, dll. Dalam
bagian-bagian tersebut dipisahkan ke beberapa ruangan dan terdapat kepala
ruangan yang bekerja mengawasi para karyawan yang sedang bekerja.
Guna mengetahui progress yang dihasilkan
oleh karyawan, maka setiap hari para kepala ruangan menyampaikan hasil laporan
kerja selama sehari. Dalam laporan tersebut disampaikan mengenai kinerja para
karyawan, jumlah produk yang dihasilkan, serta masalah atau hambatan yang
terjadi. Laporan tersebut disampaikan kepada Kepala bagian. Nantinya kepala
bagian akan menyampaikan hasil laporan kepala ruangan kepada direktur.
Dalam meningkatkan kinerja karyawan maka
dilakukan suatu pelatihan dan pengembangan oleh Dwi Putra Perkasa Garment. Para
karyawan baru sebelum masuk pada pekerjaannya harus mengikuti pelatihan.
Pelatihan tersebut berkenaan dengan pekerjaan yang akan dilakukan saat bekerja
dalam perusahaan. Pada saat karyawan mengikuti pelatihan akan didampingi oleh
kepala ruangan atau karyawan lain yang memiliki kemampuan. Untuk pengembangan
yang diberikan adalah dengan memindahkan sementara karyawan ke bagian kerja
yang lainnya untuk melatih ketrampilan dari karyawan tersebut.
2. Unit
Kegiatan Mahasiswa Taekwondo Universitas Negeri Malang
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo
Universitas Negeri Malang merupakan organisasi kemahasiswaan yang berada
dibawah naungan universitas. UKM Taekwondo UM berdiri pada bulan mei tahun 1972
dan diprakarsai oleh dosen FIK universitas negeri malang. Banyak prestasi yang
telah dihasilkan oleh UKM Taekwondo UM ini, baik di tingkat kota, daerah,
hingga nasional. UKM Taekwondo UM merupakan organisasi yang bergerak di bidang
keolahragaan, bukan hanya pelatihan dan pengembangan olahraga tapi juga
terdapat organisasi yang menunjang kegiatan-kegiatan di organisasi tersebut.
Saat ini anggota UKM Taekwondo UM
mencapai 80 orang, namun tidak semuanya tercatat sebagai anggota aktif.
Beberapa anggota tersebut memiliki jabatan sebagai pengurus UKM Taekwondo UM.
Susunan organisasi UKM Taekwondo UM adalah mulai dari Rektor Universitas Negeri
Malang yang membawahi Pembina Teknis. Pembina Teknis bertugas sebagai pengawas,
penasehat serta penanggung jawab atas segala kegiatan yang diadakan oleh UKM
Taekwondo UM. Dibawahnya terdapat ketua umum yang bertugas memimpin segala
kegiatan yang berada di UKM Taekwondo UM. Ketua umum akan memimpin UKM
Taekwondo UM, dan akan diadakan pemilihan setiap satu tahun periode
kepengurusan.
Dibawah Ketua umum terdapat wakil ketua
yang bertugas sebagai tangan kanan ketua umum. Wakil Ketua bertugas
menggantikan tugas-tugas jika ketua umum memerlukan bantuan untuk mewakili
tugas-tugasnya. Jabatan inti lainnya adalah Sekretaris dan Bendahara,
sekretaris bertugas mengurusi segala urusan kesekretariatan yang ada di UKM dan
bendahara mengurusi segala urusan keuangan yang terjadi. Mulai dari Ketua umum,
Wakil ketua, sekretaris dan Bendahara merupakan Pengurus harian (PH) atau
pengurus inti dari organisasi tersebut.
Dalam menjalankan kegiatan di UKM
Taekwondo UM para pengurus harian akan dibantu oleh para pengurus yang terbagi
atas beberapa divisi. Divisi tersebut adalah Kepelatihan, Bakat dan Minat, Penalaran,
Hubungan Masyarakat, serta Dana dan Usaha. Masing-masing divisi dipimpin oleh
koordinator yang menjadi penanggung jawab dari masing-masing program kerja yang
terdapat di divisinya.
Dalam melakukan Pelatihan dan
pengembangan UKM Taekwondo UM membagi kedua kegiatan tersebut. Pelatihan dan
Pengembangan ketaekwondoan diadakan atau berada dibawah naungan Divisi
Kepelatihan, Pelatihan dan pengembangan keorganisasiaan oleh Divisi Penalaran.
Kegiatan pelatihan ketaekwondoan adalah Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) UKM
Taekwondo UM yang diadakan setiap tahun sekali. Dalam pelatihan ini para
anggota baru akan ditempatkan di suatu tempat tertentu, biasanya di alam (air
terjun atau bumi perkemahan). Para anggota baru akan diberikan pelatihan dasar
mengenai taekwondo mulai filosofi hingga teknik-teknik dalam ilmu bela diri
taekwondo. Pelatihan tersebut dilatih oleh trainer para senior-senior di UKM
Taekwondo UM.
Kegiatan pengembangan ketaekwondoan
dilakukan setahun sekali, biasanya dilakukan saat pertengahan tahun. Anggota
yang mengikuti pengembangan ini adalah para anggota yang telah mengikuti
pelatihan awal, kegiatan tersebut diberi nama Latihan Alam. Dalam kegiatan ini
para anggota akan dikembangkan kemampuan taekwondonya. Kemampuan yang diberikan
akan lebih tinggi dibandingkan pelatihan awal. Para anggota akan diberikan
pandangan jika ia nantinya menjadi atlet dan mengembangkan ilmu taekwondo kedepannya
bagi dirinya.
Untuk
pelatihan keorganisasian diadakan oleh divisi penalaran, kegiatan tersebut
bernama Latihan Kepemimpian dan Manajemen Organisasi (LKMO). Dalam kegiatan
tersebut para anggota baru yang dikukuhkan sebagai pengurus harus mengikuti
LKMO untuk mengetahui sistem organisasi yang terdapat di Taekwondo. Para
Trainer yang dihadirkan dalam LKMO merupakan orang-orang yang memiliki
kemampuan dalam materi yang akan disampaikan dalam kegiatan tersebut. Materi
yang biasa disampaikan antara lain manajemen organisasi, problem solving,
sejarah taekwondo, kepemimpinan dan Outbond.
Sebelum mengadakan suatu pelatihan dan
pengembangan para pengurus akan melakukan rapat koordinasi, untuk menentukan
susunan panitia dalam kegiatan tersebut. Setelah kegiatan dirancang dengan baik
langkah selanjutnya adalah membuat proposal acara dan meminta persetujuan pada
pembina teknis. Setelah disetujui maka langkah selanjutnya adalah mengajukan
proposal kepada pihak rektorat. Pihak rektorat akan menjadi penentu apakah kegiatan
tersebut dapat dilakukan atau tidak. Jika pihak rektorat menyetujui maka
kegiatan dapat dilaksanakan oleh para pengurus UKM Taekwondo UM.
HASIL OBSERVASI
Wawancara di Dwi Putra Perkasa Garment
dilakukan pada hari Selasa, 18 November 2012 pukul 20.00 wib bertempat di
Kantor Dwi Putra Perkasa Garment (Jl.Manggar Atas Malang). Itee adalah owner sekaligus direktur dari Dwi
Putra Perkasa Garment. Berikut adalah hasil wawancara yang didapat dari sumber:
A. Proses
pelatihan dan pengembangan SDM di Dwi Putra Perkasa Garment
1. Kebutuhan-kebutuhan
dalam pelatihan dan pengembangan
Proses
yang dilakukan oleh pihak Dwi Putra Perkasa Garment adalah dengan menentukan
kebutuhan-kebutuhan spesifik pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan oleh
pihak perusahaan. Kebutuhan tersebut ditentukan dengan melakukan
analisis pada level Analisis Tugas dan Analisis Orang. Analisis Tugas dengan
menganalisa mengenai pekerjaan apa saja yang perlu diberikan suatu pelatihan
dan pengembangan. Pelatihan yang pernah dilakukan oleh pihak Dwi Putra Perkasa
Garment adalah pelatihan untuk pemotongan pola kain. Pelatihan dilakukan karena
pada bagian tersebut dirasa masih kurang kualitasnya. Sehingga semua karyawan
yang bertugas di pemotongan pola kain diberikan suatu pelatihan khusus selama 1
hari.
Analisis
Orang dilakukan dengan menganalisa masing-masing individu / SDM di perusahaan
tersebut. Pihak perusahaan melakukan analisa kebutuhan tersebut melalui hasil
laporan yang disampaikan oleh kepala ruangan kepada kepala bagian. Selain itu
pelatihan dan pengembangan dengan analisa orang juga dilakukan saat terdapat
karyawan yang baru masuk, sehingga diperlukan suatu keahlian dasar yang
diberikan oleh perusahaan.
2.
Tujuan-tujuan spesifik pelatihan dan pengembangan
a. Meningkatkan
produktifitas kerja di Dwi Putra Perkasa Garment
b. Meningkatkan
kualitas kerja para karyawan dan meningkatkan hasil produk secara kuantitatif
serta memperluas jangkauan pemasaran
c. Menjaga
kesehatan dan keselamatan kerja, misalnya pelatihan menggunakan alat-alat yang
terdapat di Dwi Putra Perkasa
3.
Menentukan metode pelatihan dan pengembangan
Setelah melakukan analisa kebutuhan
dan tujuan pelatihan dan pengembangan langkah selanjutnya yang dilakukan pihak
Dwi Putra Perkasa adalah menentukan metode. Metode pelatihan dan pengembangan
yang dilakukan oleh pihak perusahaan adalah menggunakan metode Behavior
Modelling dan On
the Job Training.
Behavior Modelling adalah metode
pelatihan dan pengembangan dengan menirukan instruktur atau trainee dalam melakukan
suatu ketrampilan tertentu. Misalnya pelatihan bagi karyawan baru, karyawan
tersebut diinstruksikan untuk melakukan suatu pola jahitan dasar setelah
trainee memberikan contoh terlebih dahulu.
On
the Job Training adalah metode pelatihan dan pengembangan
dilaksanakan saat jam kerja atau dalam situasi kerja. Dalam hasil wawancara diperoleh
informasi jika terdapat karyawan yang ingin mengembangkan kemampuannya, maka ia
dapat mengajukan diri kepada pihak perusahaan atau atas rekomendasi perusahaan.
Jadi pengembangan kemampuan tersebut dilaksanakan pada saat jam kerja
berlangsung dengan arahan dari karyawan lain yang memiliki skill dalam bidang
yang akan dikembangkan.
4.
Mengimplementasikan program pelatihan dan pengembangan
Dalam mengimplementasikan program
pelatihan dan pengembangan Dwi Putra Perkasa Garment berpatokan pada tingkat
kebutuhan pelatihan dan pengembangan dari perusahaan. Misalnya saat terdapat
karyawan baru masuk maka perlu diadakan pelatihan awal yang berfungsi
memberikan ketrampilan dasar bagi karyawan sebelum memasuki situasi kerja yang
sebenarnya.
5.
Evaluasi program
Evaluasi mengenai keberhasilan
program pelatihan dan pengembangan dilaksanakan setelah jangka waktu tertentu.
Di Dwi Putra Perkasa garment kurang begitu diperhatikan mengenai evalusi dari
hasil program pelatihan dan pengembangan, hal tersebut disebabkan oleh :
-
Kepala
Bagian dan Kepala Ruangan merasa enggan
mengevaluasi karena mereka merasa yakin semuanya berjalan beres dan lancar.
-
Tidak
tersedianya trainee yang mampu dalam melaksanakan program evalusi
Wawancara di Unit Kegiatan Mahasiswa
taekwondo Universitas Negeri Malang dilakukan pada hari Senin, 17 November 2012
pukul 18.00 wib bertempat di Sekretariat UKM Taekwondo UM di jalan semarang no.5
Malang. Itee adalah Kumala Mahda Habsari
selaku ketua umum UKM Taekwondo UM. Berikut adalah hasil wawancara yang didapat
dari sumber:
A. Proses
pelatihan dan pengembangan SDM di Dwi Putra Perkasa Garment
1. Kebutuhan-kebutuhan
dalam pelatihan dan pengembangan
Proses
penentuan kebutuhan-kebutuhan ditentukan dengan menggunakan analisis Organisasi,
Analisis Orang dan Analisis Tugas. Analisis tersebut disusun oleh Divisi
Kepelatihan untuk pelatihan dan pengembangan ketaekwondoan dan Divisi Penalaran
untuk pelatihan dan pengembangan keorganisasian.
Analisis
Organisasi dilakukan untuk mengetahui tujuan-tujuan serta program-program yang
ingin dicapai organisasi dalam jangka waktu tertentu. Jadi pelatihan dan
pengembangan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan prestasi yang ingin
diraih oleh organisasi.
Analisis
Tugas adalah analisa yang dilakukan berdasarkan tugas-tugas yang ingin
dilakukan pelatihan dan perkembangan. Misalnya adalah saat adanya Latihan
Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi (LKMO) yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas kinerja pengurus dalam menjalankan tugasnya.
Analisis
orang dilakukan pada Latihan Alam yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
ketaekwondoan para anggota UKM taekwondo UM. Dalam analisa ini dilakukan untuk
mengetahui kekurangan yang ingin dilatih dan dikembangkan agar menjadi lebih
baik lagi.
2.
Tujuan-tujuan spesifik pelatihan dan pengembangan
a. Meningkatkan
produktifitas kerja di UKM Taekwondo UM
b. Meningkatkan
prestasi para anggota dalam olahraga Taekwondo
c. Meningkatkan
kemampuan dalam bidang taekwondo agar menjadi lebih baik
d. Meningkatkan
kualitas kinerja pengurus dalam menjalankan program kerja
3.
Menentukan metode pelatihan dan pengembangan
Setelah melakukan analisa kebutuhan
dan tujuan pelatihan dan pengembangan langkah selanjutnya yang dilakukan UKM
Taekwondo Um adalah menentukan metode. Metode pelatihan dan pengembangan yang
dilakukan oleh Organisasi tersebut adalah menggunakan metode Behavior
Modelling, Role Playing dan Off
the Job Training.
Behavior Modelling adalah metode
pelatihan dan pengembangan dengan menirukan instruktur atau trainee dalam
melakukan suatu ketrampilan tertentu. Misalnya pelatihan Latihan Alam dimana
terdapat pelatih sebagai trainee akan memberikan materi dengan mencontohkan
gerakan yang diinstruksikan.
Role playing
merupakan
metode yang digunakan dengan Para peserta diminta untuk merespon
permasalahan-permasalahan yang mungkin muncul dalam pekerjaan dengan meniru
situasi-situasi dunia nyata. Bukan hanya mendengarkan instruktur berbicara
mengenai problem solving ataupun
diskusi, tapi mereka belajar untuk melakukannya (learning by doing). Misalnya saat LKMO diberikan suatu instruksi
yang diberikan oleh trainee dalam materi problem solving. Trainee memberikan
instruksi mengenai permasalahan yang harus dipecahkan oleh peserta dengan cara
berdiskusi dalam kelompok.
Off
the Job Training adalah metode pelatihan dan pengembangan
dilaksanakan diluar jam kerja atau tidak dalam situasi kerja. Dalam hasil
wawancara diperoleh jika semua pelatihan dan pengembangan dilakukan diluar
kondisi kerja. Misalnya Diklat, Latihan Alam, dan Latihan Kepemimpinan dan
Manajemen Organisasi yang dilakukan diluar kondisi kerja keorganisasian
4.
Mengimplementasikan program pelatihan dan pengembangan
Pelaksanaan pelatihan dan
pengembangan yang terdapat di UKM Taekwondo Universitas Negeri Malang cukup
terstruktur dan jelas. Program tersebut disusun pada saat awal kepengurusan
dalam pembentukan program kerja.
5.
Evaluasi
Evaluasi mengenai keberhasilan
program pelatihan dan pengembangan kurang diperhatikan di UKM Taekwondo Um.
Karena sampai saat ini sangat jarang dilakukan rapat evaluasi yang seharusnya
dilakukan 3 bulan sekali, hal tersebut kemungkinan diakibatkan oleh :
-
Kurangnya
koordinasi antar pengurus dan pengurus harian
-
Kurangnya
komunikasi antara pengurus dengan para anggota lainnya.
ANALISIS
Dwi Putra Perkasa garment sudah
memiliki program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Pelatihan diberikan ketika terdapat pegawai baru dan pengembanganya kurang
jelas karena dalam struktur kerja disini kurang ada rincian secara detail
devisi-divisi bagian karyawan. Disini pembeda karyawan hanya terdapat pada
statuskaryawan baru atau karyawan lama. Selain itu pelatihan dan pengembangan
ini tidak tersusun secara rapi dan terstruktur kapan akan diadakan pelatihan
dan pengembangan. Memang Dwi Putra Perkasa garment ini hanya sebuah home
industri yang mungkin belum bersekala besar, akan tetapi seharusnya semua
pelaku industri diindonesia ini memiliki program untuk perencanaan SDM dan
setelah itu memiliki program pelatihan dan pengembangan. Selain itu dalam home
industri ini juga tidak adanya evaluasi dalam pelatihan dan pengembangan
karyawan disini. Dwi Putra Perkasa garment tidak melakukan evaluasi karena
menganggap semua pekerjaan telah selesai dengan baik.
Dalam menentukan kebutuhan-kebutuhan akan pelatihan
dan pengembangan, Dwi putra perkasa garment menggunakan analisis Orang dan
Analisa Tugas sedangkan di UKM Taekwondo UM menggunakan analisia Organisasi,
orang dan tugas. Tujuan yang ingin dicapai dalam pelatihan dan pengembangan di
Dwi putra perkasa garment dan UKM Taekwondo Um memiliki tujuan yang berbeda.
Tujuan utama di Dwi putra perkasa garment adalah untuk meningkatkan kualitas
dan kuantitas di perusahaan. Sedangkan di UKM Taekwondo UM memiliki tujuan
untuk meningkatkan kualitas para anggotanya dalam hal keorganisasian dan Ketaekwondoan.
Metode-metode pelatihan dan pengembangan juga memiliki
jenis yang berbeda, jika di Dwi putra perkasa garment menggunakan metode
Behavior modelling dan On the job training sedangkan di UKM Taekwondo UM
menggunakan Behavior modelling, Off the job training, dan role playing.
Pengimplementasian program pelatihan dan pengembangan dilakukan dengan cara
yang berbeda, di Dwi Putra Perkasa garment dilakukan jika dirasa membutuhkan
pelatihan dan pengembangan. Sementara di UKM Taekwondo UM pengimlementasiannya
dilakukan sesuai dengan program kerja yang telah disetujui pada saat sebelum
penyusunan pengurus.
Untuk evaluasi yang dilakukan kedua organisasi
tersebut memiliki kemiripan, karena keduanya tidak melakukan evaluasi dengan baik. Di Dwi Putra
Perkasa Garment memiliki program evaluasi yang lebih baik, meskipun masih butuh
perbaikan. Di UKM Taekwondo UM evaluasi
bahkan tidak dilakukan sampai menjelang akhir kepengurusan tahun ini. Jika di
Dwi Putra Perkasa Garment dilakukan rapat evaluasi tiap bulan sekali maka di
UKM Taekwondo UM baru hanya sekali saja melakukan rapat evaluasi sepanjang
tahun ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar