Jumat, 19 Juli 2013

Observasi Pelatihan dan Pengembangan di Dwi Putra Perkasa Garment dan UKM Taekwondo UM

Latar Belakang

Sumber daya manusia merupakan elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen lain seperti modal, teknologi, dan uang. Hal tersebut dikarenakan manusia merupakan penggerak dari elemen-elemen lain. Manusia dengan kemampuan baik maka akan membawa elemen lainnya untuk menjadi baik pula. Membicarakan sumberdaya manusia tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan atau proses manajemen lainnya seperti strategi perencanaan, pengembangan manajemen dan pengembangan organisasi
Pelatihan dan pengembangan merupakan istilah-istilah yang berhubungan dengan usaha-usaha berencana, yang diselenggarakan untuk mencapai penguasaan skill, pengetahuan, dan sikap-sikap pegawai atau anggota organisasi (Wexley dan Yukl). Dewasa ini muncul berbagai macam bentuk organisasi yang mengadopsi cara dan teknik masing-masing untuk menyelenggarakan pelatihan dan pengembangan dengan tujuan meningkatkan penguasaan skill, pengetahuan dan sikap pegawai atau anggota organisasi tersebut.
Dalam hal ini perlu diketahui perbedaan antara pelatihan dan pengembangan  yang diselenggarakan dan dilakukan oleh perusahaan tekstil dan organisasi kemahasiswaan yang bergerak dibidang keolahragaan. Dua organisasi ini memiliki bidang dan fokus yang berbeda yang berpengaruh pada sistem pelatihan dan pengembangan karyawan atau anggota. Tujuan dari organisasi tersebut ikut serta menentukan bagaimana pelatihan dan pengembangannya.
Pelatihan memberi para pembelajar pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan mereka saat ini. Pelatihan merupakan upaya untuk memperbaiki kinerja para pekerja untuk menunjang pekerjaannya dalam suatu organisasi. Pengembangan melibatkan pembelajaran yang melampaui pekerjaan saat ini dan memiliki fokus lebih pada jangka panjang (Mondy:210). Pengembangan dimaksudkan untuk membuat para pekerja mengikuti perkembangan, pertumbuhan, dan perubahan yang terjadi dalam suatu organisasi. Dengan demikian dapat diketahui bagaimana proses penyelenggaraan yang dilakukan oleh dua organisasi yang berbeda latar belakang proses serta tujuan dari masing-masing organisasi.

2.      Rumusan Masalah
a.       Bagaimanakah Pelatihan dan Pengembangan di Dwi Putra Perkasa Garment ?
b.      Bagaimanakah Pelatihan dan Pengembangan di UKM Tae Kwon Do Universitas Negeri Malang ?
3.      Tujuan Pembahasan
a.       Mengetahui sistem Pelatihan dan Pengembangan yang terdapat di Dwi Putra Perkasa Garment

b.      Mengetahui sistem Pelatihan dan Pengembangan yang terdapat di Unit kegiatan mahasiswa Tae Kwon Do Universitas Negeri Malang

PROFIL PERUSAHAAN
1.      Dwi Putra Perkasa Garment
Dwi Putra Perkasa Garment merupakan sebuah home industri yang saat ini telah berkembang menjadi perusahaan skala menengah. Dwi Putra Perkasa Garment adalah perusahaan penyedia tekstil berupa kemeja serta penyedia layanan jasa di bidang garment. Awal berdirinya perusahaan ini adalah saat sang owner Bapak Mujiyanto memulai usaha kecil dengan bermodalkan 7 mesin untuk membuat baju. Dwi Putra Perkasa Garment berada di Jalan Manggar Atas, Malang-Jawa Timur. Pada tahun 1989 beliau merintis usahanya di bidang tekstil dengan 7 orang karyawan. Karena kesabaran dan ketekunan Bapak Mujiyant, maka usahanya semakin berkembang pesat.
Pada tahun 1994 usaha beliau semakin berkembang dengan jumlah mesin mencapai 36 mesin. Tahun 1998 usaha beliau semakin berkembang meskipun ditengah gempuran krisis moneter. Justru Dwi Putra Perkasa Garment semakin berkembang dan omset semakin menunjukkan progres yang signifikan. Jumlah karyawan beliau saat itu berjumlah kurang lebih 60 orang. Bahkan perusahaan ini makin melebarkan sayapnya melalui kerja sama dengan perusahaan Amerika. Kerja sama tersebut berakhir pada 2000, meskipun begitu progress yang ditunjukkan perusahaan semakin membanggakan. Karena Dwi Putra Perkasa Garment semakin berkembang, maka bapak Mujiyanto memutuskan untuk membentuk organisasi perusahaan yang lebih terstruktur.
Sebagai direktur adalah Bapak Mujiyanto, dan dibawahnya terdapat Kepala Bagian yang mengatur para Kepala ruangan. Nantinya kepala ruangan tersebut yang akan bertanggung jawab atas ruang-ruang produksi dalam perusahaan tersebut. Terdapat pula bagian pemasaran barang-barang, untuk mengecek produk-produk yang keluar-masuk. Peninjauan kinerja biasanya dilakukan setiap satu bulan sekali untuk mengetahui progress serta hambatan yang dialami oleh perusahaan.
Saat ini jumlah karyawan yang berada di Dwi Putra Perkasa Garment berjumlah kurang lebih 150 orang. Karyawan yang bekerja di Dwi Putra Perkasa Garment terbagi atas karyawan tetap dan karyawan dengan sistem borongan. Karyawan tetap dibayar bulanan sementara karyawan sistem borongan dibayar mingguan. Jumlah karyawan sistem borongan lebih banyak jika dibandingkan karyawan tetap.
Terdapat beberapa rangkaian pekerjaan yang harus dikerjakan dalam membuat produk-produk di Dwi Putra Perkasa Garment. Maka perusahaan membagi karyawannya dalam beberapa bagian. Banyak terdapat bagian-bagian di perusahaan diantaranya pemotongan kain, pembuatan kerah, press manset, pembuatan lengan, pemasangan kancing, rantai baju, dll. Dalam bagian-bagian tersebut dipisahkan ke beberapa ruangan dan terdapat kepala ruangan yang bekerja mengawasi para karyawan yang sedang bekerja.
Guna mengetahui progress yang dihasilkan oleh karyawan, maka setiap hari para kepala ruangan menyampaikan hasil laporan kerja selama sehari. Dalam laporan tersebut disampaikan mengenai kinerja para karyawan, jumlah produk yang dihasilkan, serta masalah atau hambatan yang terjadi. Laporan tersebut disampaikan kepada Kepala bagian. Nantinya kepala bagian akan menyampaikan hasil laporan kepala ruangan kepada direktur.
Dalam meningkatkan kinerja karyawan maka dilakukan suatu pelatihan dan pengembangan oleh Dwi Putra Perkasa Garment. Para karyawan baru sebelum masuk pada pekerjaannya harus mengikuti pelatihan. Pelatihan tersebut berkenaan dengan pekerjaan yang akan dilakukan saat bekerja dalam perusahaan. Pada saat karyawan mengikuti pelatihan akan didampingi oleh kepala ruangan atau karyawan lain yang memiliki kemampuan. Untuk pengembangan yang diberikan adalah dengan memindahkan sementara karyawan ke bagian kerja yang lainnya untuk melatih ketrampilan dari karyawan tersebut.

2.      Unit Kegiatan Mahasiswa Taekwondo Universitas Negeri Malang
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo Universitas Negeri Malang merupakan organisasi kemahasiswaan yang berada dibawah naungan universitas. UKM Taekwondo UM berdiri pada bulan mei tahun 1972 dan diprakarsai oleh dosen FIK universitas negeri malang. Banyak prestasi yang telah dihasilkan oleh UKM Taekwondo UM ini, baik di tingkat kota, daerah, hingga nasional. UKM Taekwondo UM merupakan organisasi yang bergerak di bidang keolahragaan, bukan hanya pelatihan dan pengembangan olahraga tapi juga terdapat organisasi yang menunjang kegiatan-kegiatan di organisasi tersebut.
Saat ini anggota UKM Taekwondo UM mencapai 80 orang, namun tidak semuanya tercatat sebagai anggota aktif. Beberapa anggota tersebut memiliki jabatan sebagai pengurus UKM Taekwondo UM. Susunan organisasi UKM Taekwondo UM adalah mulai dari Rektor Universitas Negeri Malang yang membawahi Pembina Teknis. Pembina Teknis bertugas sebagai pengawas, penasehat serta penanggung jawab atas segala kegiatan yang diadakan oleh UKM Taekwondo UM. Dibawahnya terdapat ketua umum yang bertugas memimpin segala kegiatan yang berada di UKM Taekwondo UM. Ketua umum akan memimpin UKM Taekwondo UM, dan akan diadakan pemilihan setiap satu tahun periode kepengurusan.
Dibawah Ketua umum terdapat wakil ketua yang bertugas sebagai tangan kanan ketua umum. Wakil Ketua bertugas menggantikan tugas-tugas jika ketua umum memerlukan bantuan untuk mewakili tugas-tugasnya. Jabatan inti lainnya adalah Sekretaris dan Bendahara, sekretaris bertugas mengurusi segala urusan kesekretariatan yang ada di UKM dan bendahara mengurusi segala urusan keuangan yang terjadi. Mulai dari Ketua umum, Wakil ketua, sekretaris dan Bendahara merupakan Pengurus harian (PH) atau pengurus inti dari organisasi tersebut.
Dalam menjalankan kegiatan di UKM Taekwondo UM para pengurus harian akan dibantu oleh para pengurus yang terbagi atas beberapa divisi. Divisi tersebut adalah Kepelatihan, Bakat dan Minat, Penalaran, Hubungan Masyarakat, serta Dana dan Usaha. Masing-masing divisi dipimpin oleh koordinator yang menjadi penanggung jawab dari masing-masing program kerja yang terdapat di divisinya.
Dalam melakukan Pelatihan dan pengembangan UKM Taekwondo UM membagi kedua kegiatan tersebut. Pelatihan dan Pengembangan ketaekwondoan diadakan atau berada dibawah naungan Divisi Kepelatihan, Pelatihan dan pengembangan keorganisasiaan oleh Divisi Penalaran. Kegiatan pelatihan ketaekwondoan adalah Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) UKM Taekwondo UM yang diadakan setiap tahun sekali. Dalam pelatihan ini para anggota baru akan ditempatkan di suatu tempat tertentu, biasanya di alam (air terjun atau bumi perkemahan). Para anggota baru akan diberikan pelatihan dasar mengenai taekwondo mulai filosofi hingga teknik-teknik dalam ilmu bela diri taekwondo. Pelatihan tersebut dilatih oleh trainer para senior-senior di UKM Taekwondo UM.
Kegiatan pengembangan ketaekwondoan dilakukan setahun sekali, biasanya dilakukan saat pertengahan tahun. Anggota yang mengikuti pengembangan ini adalah para anggota yang telah mengikuti pelatihan awal, kegiatan tersebut diberi nama Latihan Alam. Dalam kegiatan ini para anggota akan dikembangkan kemampuan taekwondonya. Kemampuan yang diberikan akan lebih tinggi dibandingkan pelatihan awal. Para anggota akan diberikan pandangan jika ia nantinya menjadi atlet dan mengembangkan ilmu taekwondo kedepannya bagi dirinya.
 Untuk pelatihan keorganisasian diadakan oleh divisi penalaran, kegiatan tersebut bernama Latihan Kepemimpian dan Manajemen Organisasi (LKMO). Dalam kegiatan tersebut para anggota baru yang dikukuhkan sebagai pengurus harus mengikuti LKMO untuk mengetahui sistem organisasi yang terdapat di Taekwondo. Para Trainer yang dihadirkan dalam LKMO merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan dalam materi yang akan disampaikan dalam kegiatan tersebut. Materi yang biasa disampaikan antara lain manajemen organisasi, problem solving, sejarah taekwondo, kepemimpinan dan Outbond.
Sebelum mengadakan suatu pelatihan dan pengembangan para pengurus akan melakukan rapat koordinasi, untuk menentukan susunan panitia dalam kegiatan tersebut. Setelah kegiatan dirancang dengan baik langkah selanjutnya adalah membuat proposal acara dan meminta persetujuan pada pembina teknis. Setelah disetujui maka langkah selanjutnya adalah mengajukan proposal kepada pihak rektorat. Pihak rektorat akan menjadi penentu apakah kegiatan tersebut dapat dilakukan atau tidak. Jika pihak rektorat menyetujui maka kegiatan dapat dilaksanakan oleh para pengurus UKM Taekwondo UM.

HASIL OBSERVASI
Wawancara di Dwi Putra Perkasa Garment dilakukan pada hari Selasa, 18 November 2012 pukul 20.00 wib bertempat di Kantor Dwi Putra Perkasa Garment (Jl.Manggar Atas Malang).  Itee adalah owner sekaligus direktur dari Dwi Putra Perkasa Garment. Berikut adalah hasil wawancara yang didapat dari sumber:
A.    Proses pelatihan dan pengembangan SDM di Dwi Putra Perkasa Garment
1.      Kebutuhan-kebutuhan dalam pelatihan dan pengembangan
Proses yang dilakukan oleh pihak Dwi Putra Perkasa Garment adalah dengan menentukan kebutuhan-kebutuhan spesifik pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan oleh pihak perusahaan. Kebutuhan tersebut ditentukan dengan melakukan analisis pada level Analisis Tugas dan Analisis Orang. Analisis Tugas dengan menganalisa mengenai pekerjaan apa saja yang perlu diberikan suatu pelatihan dan pengembangan. Pelatihan yang pernah dilakukan oleh pihak Dwi Putra Perkasa Garment adalah pelatihan untuk pemotongan pola kain. Pelatihan dilakukan karena pada bagian tersebut dirasa masih kurang kualitasnya. Sehingga semua karyawan yang bertugas di pemotongan pola kain diberikan suatu pelatihan khusus selama 1 hari.
            Analisis Orang dilakukan dengan menganalisa masing-masing individu / SDM di perusahaan tersebut. Pihak perusahaan melakukan analisa kebutuhan tersebut melalui hasil laporan yang disampaikan oleh kepala ruangan kepada kepala bagian. Selain itu pelatihan dan pengembangan dengan analisa orang juga dilakukan saat terdapat karyawan yang baru masuk, sehingga diperlukan suatu keahlian dasar yang diberikan oleh perusahaan.

2.      Tujuan-tujuan spesifik pelatihan dan pengembangan
a.       Meningkatkan produktifitas kerja di Dwi Putra Perkasa Garment
b.      Meningkatkan kualitas kerja para karyawan dan meningkatkan hasil produk secara kuantitatif serta memperluas jangkauan pemasaran
c.       Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja, misalnya pelatihan menggunakan alat-alat yang terdapat di Dwi Putra Perkasa

3.      Menentukan metode pelatihan dan pengembangan
Setelah melakukan analisa kebutuhan dan tujuan pelatihan dan pengembangan langkah selanjutnya yang dilakukan pihak Dwi Putra Perkasa adalah menentukan metode. Metode pelatihan dan pengembangan yang dilakukan oleh pihak perusahaan adalah menggunakan  metode Behavior Modelling dan On the Job Training.
      Behavior Modelling adalah metode pelatihan dan pengembangan dengan menirukan instruktur atau trainee dalam melakukan suatu ketrampilan tertentu. Misalnya pelatihan bagi karyawan baru, karyawan tersebut diinstruksikan untuk melakukan suatu pola jahitan dasar setelah trainee memberikan contoh terlebih dahulu.
      On the Job Training adalah metode pelatihan dan pengembangan dilaksanakan saat jam kerja atau dalam situasi kerja. Dalam hasil wawancara diperoleh informasi jika terdapat karyawan yang ingin mengembangkan kemampuannya, maka ia dapat mengajukan diri kepada pihak perusahaan atau atas rekomendasi perusahaan. Jadi pengembangan kemampuan tersebut dilaksanakan pada saat jam kerja berlangsung dengan arahan dari karyawan lain yang memiliki skill dalam bidang yang akan dikembangkan.

4.      Mengimplementasikan program pelatihan dan pengembangan
Dalam mengimplementasikan program pelatihan dan pengembangan Dwi Putra Perkasa Garment berpatokan pada tingkat kebutuhan pelatihan dan pengembangan dari perusahaan. Misalnya saat terdapat karyawan baru masuk maka perlu diadakan pelatihan awal yang berfungsi memberikan ketrampilan dasar bagi karyawan sebelum memasuki situasi kerja yang sebenarnya.
                            
5.      Evaluasi program
Evaluasi mengenai keberhasilan program pelatihan dan pengembangan dilaksanakan setelah jangka waktu tertentu. Di Dwi Putra Perkasa garment kurang begitu diperhatikan mengenai evalusi dari hasil program pelatihan dan pengembangan, hal tersebut disebabkan oleh :
-          Kepala Bagian dan Kepala Ruangan  merasa enggan mengevaluasi karena mereka merasa yakin semuanya berjalan beres dan lancar.
-          Tidak tersedianya trainee yang mampu dalam melaksanakan program evalusi

Wawancara di Unit Kegiatan Mahasiswa taekwondo Universitas Negeri Malang dilakukan pada hari Senin, 17 November 2012 pukul 18.00 wib bertempat di Sekretariat UKM Taekwondo UM di jalan semarang no.5 Malang.  Itee adalah Kumala Mahda Habsari selaku ketua umum UKM Taekwondo UM. Berikut adalah hasil wawancara yang didapat dari sumber:
A. Proses pelatihan dan pengembangan SDM di Dwi Putra Perkasa Garment
1.      Kebutuhan-kebutuhan dalam pelatihan dan pengembangan
Proses penentuan kebutuhan-kebutuhan ditentukan dengan menggunakan analisis Organisasi, Analisis Orang dan Analisis Tugas. Analisis tersebut disusun oleh Divisi Kepelatihan untuk pelatihan dan pengembangan ketaekwondoan dan Divisi Penalaran untuk pelatihan dan pengembangan keorganisasian.
Analisis Organisasi dilakukan untuk mengetahui tujuan-tujuan serta program-program yang ingin dicapai organisasi dalam jangka waktu tertentu. Jadi pelatihan dan pengembangan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan prestasi yang ingin diraih oleh organisasi.
Analisis Tugas adalah analisa yang dilakukan berdasarkan tugas-tugas yang ingin dilakukan pelatihan dan perkembangan. Misalnya adalah saat adanya Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi (LKMO) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kinerja pengurus dalam menjalankan tugasnya.
Analisis orang dilakukan pada Latihan Alam yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan ketaekwondoan para anggota UKM taekwondo UM. Dalam analisa ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan yang ingin dilatih dan dikembangkan agar menjadi lebih baik lagi.

2.      Tujuan-tujuan spesifik pelatihan dan pengembangan
a.       Meningkatkan produktifitas kerja di UKM Taekwondo UM
b.      Meningkatkan prestasi para anggota dalam olahraga Taekwondo
c.       Meningkatkan kemampuan dalam bidang taekwondo agar menjadi lebih baik
d.      Meningkatkan kualitas kinerja pengurus dalam menjalankan program kerja

3.      Menentukan metode pelatihan dan pengembangan
Setelah melakukan analisa kebutuhan dan tujuan pelatihan dan pengembangan langkah selanjutnya yang dilakukan UKM Taekwondo Um adalah menentukan metode. Metode pelatihan dan pengembangan yang dilakukan oleh Organisasi tersebut adalah menggunakan  metode Behavior Modelling, Role Playing dan Off the Job Training.
      Behavior Modelling adalah metode pelatihan dan pengembangan dengan menirukan instruktur atau trainee dalam melakukan suatu ketrampilan tertentu. Misalnya pelatihan Latihan Alam dimana terdapat pelatih sebagai trainee akan memberikan materi dengan mencontohkan gerakan yang diinstruksikan.
Role playing merupakan metode yang digunakan dengan Para peserta diminta untuk merespon permasalahan-permasalahan yang mungkin muncul dalam pekerjaan dengan meniru situasi-situasi dunia nyata. Bukan hanya mendengarkan instruktur berbicara mengenai problem solving ataupun diskusi, tapi mereka belajar untuk melakukannya (learning by doing). Misalnya saat LKMO diberikan suatu instruksi yang diberikan oleh trainee dalam materi problem solving. Trainee memberikan instruksi mengenai permasalahan yang harus dipecahkan oleh peserta dengan cara berdiskusi dalam kelompok.
      Off the Job Training adalah metode pelatihan dan pengembangan dilaksanakan diluar jam kerja atau tidak dalam situasi kerja. Dalam hasil wawancara diperoleh jika semua pelatihan dan pengembangan dilakukan diluar kondisi kerja. Misalnya Diklat, Latihan Alam, dan Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi yang dilakukan diluar kondisi kerja keorganisasian

4.      Mengimplementasikan program pelatihan dan pengembangan
Pelaksanaan pelatihan dan pengembangan yang terdapat di UKM Taekwondo Universitas Negeri Malang cukup terstruktur dan jelas. Program tersebut disusun pada saat awal kepengurusan dalam pembentukan program kerja.

5.      Evaluasi
Evaluasi mengenai keberhasilan program pelatihan dan pengembangan kurang diperhatikan di UKM Taekwondo Um. Karena sampai saat ini sangat jarang dilakukan rapat evaluasi yang seharusnya dilakukan 3 bulan sekali, hal tersebut kemungkinan diakibatkan oleh :
-          Kurangnya koordinasi antar pengurus dan pengurus harian
-          Kurangnya komunikasi antara pengurus dengan para anggota lainnya.


ANALISIS
            Dwi Putra Perkasa garment sudah memiliki program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Pelatihan diberikan ketika terdapat pegawai baru dan pengembanganya kurang jelas karena dalam struktur kerja disini kurang ada rincian secara detail devisi-divisi bagian karyawan. Disini pembeda karyawan hanya terdapat pada statuskaryawan baru atau karyawan lama. Selain itu pelatihan dan pengembangan ini tidak tersusun secara rapi dan terstruktur kapan akan diadakan pelatihan dan pengembangan. Memang Dwi Putra Perkasa garment ini hanya sebuah home industri yang mungkin belum bersekala besar, akan tetapi seharusnya semua pelaku industri diindonesia ini memiliki program untuk perencanaan SDM dan setelah itu memiliki program pelatihan dan pengembangan. Selain itu dalam home industri ini juga tidak adanya evaluasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan disini. Dwi Putra Perkasa garment tidak melakukan evaluasi karena menganggap semua pekerjaan telah selesai dengan baik.
Dalam menentukan kebutuhan-kebutuhan akan pelatihan dan pengembangan, Dwi putra perkasa garment menggunakan analisis Orang dan Analisa Tugas sedangkan di UKM Taekwondo UM menggunakan analisia Organisasi, orang dan tugas. Tujuan yang ingin dicapai dalam pelatihan dan pengembangan di Dwi putra perkasa garment dan UKM Taekwondo Um memiliki tujuan yang berbeda. Tujuan utama di Dwi putra perkasa garment adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas di perusahaan. Sedangkan di UKM Taekwondo UM memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas para anggotanya dalam hal keorganisasian dan Ketaekwondoan.
Metode-metode pelatihan dan pengembangan juga memiliki jenis yang berbeda, jika di Dwi putra perkasa garment menggunakan metode Behavior modelling dan On the job training sedangkan di UKM Taekwondo UM menggunakan Behavior modelling, Off the job training, dan role playing. Pengimplementasian program pelatihan dan pengembangan dilakukan dengan cara yang berbeda, di Dwi Putra Perkasa garment dilakukan jika dirasa membutuhkan pelatihan dan pengembangan. Sementara di UKM Taekwondo UM pengimlementasiannya dilakukan sesuai dengan program kerja yang telah disetujui pada saat sebelum penyusunan pengurus.
Untuk evaluasi yang dilakukan kedua organisasi tersebut memiliki kemiripan, karena keduanya tidak  melakukan evaluasi dengan baik. Di Dwi Putra Perkasa Garment memiliki program evaluasi yang lebih baik, meskipun masih butuh perbaikan. Di UKM Taekwondo UM  evaluasi bahkan tidak dilakukan sampai menjelang akhir kepengurusan tahun ini. Jika di Dwi Putra Perkasa Garment dilakukan rapat evaluasi tiap bulan sekali maka di UKM Taekwondo UM baru hanya sekali saja melakukan rapat evaluasi sepanjang tahun ini.

Tidak ada komentar: