Andhika Prasetya Wijaya
Penampilan teater Hampa indonesia di Festamasio 6 Surabaya |
Pada 8-14
Februari 2013 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengadakan
kegiatan akbar. Uniknya kegiatan tersebut sama sekali tidak berbau teknologi
namun berlatar belakang seni dan budaya. Kegiatan tesebut adalah FESTAMASIO 6
Surabaya (Festival Teater Mahasiswa Nasional). Diadakan oleh salah satu unit
kegiatan mahasiswa ITS Surabaya yaitu Teater Tiyang Alit. Kegiatan dua tahunan
tersebut telah digelar untuk keenam kalinya dan Surabaya terpilih sebagai tuan
rumah tahun ini. Festamasio 6 kali ini diikuti oleh 20 peserta penyaji dan
puluhan peserta delegasi dari penjuru nusantara. Peserta penyaji adalah peserta
yang telah lolos seleksi dan berhak
mementaskan karyanya di Surabaya. Dalam proses seleksi juga dipilih 20 naskah
terbaik dari berbagai komunitas teater kampus di Indonesia.
Pembukaan
Festamasio cukup semarak dengan diawali pembukaan dari Rektor, Pembantu Rektor,
Pembina Teater tiyang alit, perwakilan dewan juri, hingga ketua pelaksana.
Kemudian dilanjutkan dengan launching
lagu Festamasio 6 Surabaya dan pengenalan 20 besar peserta penyaji. Peserta
penyaji tersebar dari beberapa kota di Indonesia antara lain, Malang, Jember, Yogyakarta,
Surakarta, Bandung, Jakarta, Serang, Padang, Palembang, Aceh, Makassar,
Samarinda, dan Denpasar. Tahun ini tema yang diusung adalah “Teater Kampuse rembug, Masyarakate Guyub” ,
diharapkan teater kampus mampu menunjukkan kekompakannya dan dapat
menciptakan suasana kemasyarakatan yang saling bertoleransi dan menghargai satu
sama lain. Festamasio semakin semarak dengan hadirnya ratusan peserta delegasi
dari berbagai komunitas teater di Indonesia. Acara pembukaan Festamasio 6
Surabaya ditutup dengan penampilan kesenian jawa timur yaitu ludruk.
Pada 9-12
Februari 2013 diisi dengan penampilan 4 dari 20 peserta penyaji. Para peserta
penyaji bersaing untuk menampilkan kemampuan yang dimiliki. Penampilan tersebut
dihadiri ratusan penonton yang hadir untuk mengapresiasi para peserta penyaji. Banyak
tema yang diangkat dalam pementasan di Festamasio 6 Surabaya mulai mitos
daerah, kebudayaan, lingkungan, kehidupan sosial dan isu-isu politik saat ini.
Ajang Festamasio 6 Surabaya kali ini dinilai oleh tiga dewan juri yang
merupakan seniman-seniman yang berkecimpung di dunia keteateran. Festamasio 6
Surabaya juga memiliki agenda lainnya yaitu bakti sosial, city tour, rembug Festamasio serta Workshop.
di malam penganugerahan Festamasio 6 Surabaya |
Bakti
sosial merupakan hasil dari sumbangan sukarela para peserta, panitia serta
pihak-pihak yang terkait dalam Festamasio 6 Surabaya. City tour adalah kagiatan
mengajak para peserta keliling kota Surabaya, yaitu melihat pertunjukan Ludruk
di Taman Hiburan Rakyat dan mengunjungi Tugu Pahlawan. Selanjutnya rembug
adalah kegiatan diskusi para peserta Festamasio untuk membahas Festamasio selanjutnya
agar lebih baik. Akhir rangkaian kegiatan Festamasio kali ini adalah malam
penganugerahan bagi para peserta terbaik. Kategori penghargaan yang diberikan
antara lain Sutradara terbaik, pemeran terbaik, penata make up dan kostum
terbaik, penata artistik terbaik, penata cahaya terbaik, serta 3 penyanji
terbaik.
Pada
setiap pembacaan pemenang setiap kategori mampu membuat para peserta deg-degan
dan berharap komunitasnya yang mendapat penghargaan. Pemeran terbaik serta
penata make up dan kostum terbaik diraih oleh Teater Lakon UPI Bandung. Naskah
terbaik dan Sutradara terbaik diraih Teater Sirat IAIN Surakarta. Penata
artistik dan penata cahaya terbaik diperoleh Teater titik dua UNM Makassar.
Sehingga didapatkan 3 penyaji terbaik adalah teater lakon Bandung, teater sirat
Surakarta, dan teater titik dua Makassar. Diakhir acara malam penganugerahan
dibacakan hasil rembug Festamasio yang salah satunya adalah menetapkan Teater
lakon UPI Bandung sebagai tuan rumah
Festamasio 7. Kegiatan ini menunjukkan jika para intelektual yang berasal dari
berbagai bidang keilmuan mampu berkesenian dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar