Minggu, 21 Juli 2013

PANTOMIM ALA BENGKEL MIME THEATRE JOGJAKARTA

Andhika PW (@pwandhika)
MALANG - Apa yang terbayang ketika mendengar kata pantomim? Pasti akan tergambarkan sosok orang yang berwajah putih atau berpakaian serba hitam putih. Pantomim dipandang sebagai pertunjukan yang membosankan dan sulit dipahami. Hal tersebut sekiranya dapat dipahami, karena pantomim hanya mengandalkan gerak dan mimik wajah. Pantomim tidak menggunakan dialog atau kalimat dalam penyampaian alur cerita. Pantomim di mata dunia identik dengan tokoh charlie chaplin dan juga mr.bean. Mereka berdua merupakan dua tokoh yang sampai saat ini cukup sukses memerankan pantomim. Rowan atkinson menjadi terkenal setelah memerankan mr.bean, ia menunjukkan jika pantomim bukanlah suatu yang membosankan. Bahkan charlie chaplin dan mr.bean telah dibuatkan versi animasi atau kartunnya.
Lalu bagaimana dengan perkembangan pantomim di Indonesia? Memang pantomim bukanlah seni pertunjukan yang populer di negara ini. Tidak banyak masyarakat yang mampu menikmati pantomim secara utuh. Hal ini dapat terlihat dari tidak banyaknya komunitas pantomim yang ada di Indonesia. Bahkan di kota Malang gaung pantomim masih belum mampu bersaing dengan pertunjukkan sejenis, yaitu teater. Membawakan gerakan pantomim bukanlah suatu yang mudah, setiap gerak dalam pantomim adalah seni yang rumit. Setiap gerak dan ekspresi wajah harus dibawakan secara maksimal, karena penampilan diatas panggung tidak ditunjang dengan dialog pengantar. Ekspresi wajah yang dibawakan pemain pantomim harus sampai kepada penonton. Selain itu, pertunjukkan pantomim rentan menciptakan kebosanan bagi penonton. Maka diperlukan suatu racikan khusus agar pantomim mampu dinikmati semua kalangan masyarakat.
Pada rabu (25/4) lalu, Bengkel Mime Theatre (BMT) Jogjakarta mengunjungi kota Batu dan Malang untuk membangkitkan gairah pantomim di jawa timur. BMT merupakan komunitas pantomim yang memberikan sentuhan berbeda pada penggarapannya. BMT memang mengubah beberapa pakem-pakem yang terdapat pada pantomim, namun tidak mengubah estetika pantomim itu sendiri.  Wajah putih dan pakaian hitam putih tidak lagi menjadi ciri khas komunitas ini. Bekerja sama dengan Teater Hampa Indonesia, BMT menyuguhkan pertunjukan pantomim di sasana budaya, Universitas Negeri Malang. Dalam kegiatan Pentas Nusantara 2013 tersebut, BMT membawakan 3 repertoar, yaitu Potret Terakhir, Sang Veteran dan Titi Mangsa. Semua repertoar dibawakan secara apik dan mampu membawa para penonton memahami alur cerita diatas panggung. Ketiga repertoar tersebut mampu membuat para penonton berdecak kagum, keempat pemain dari BMT tersebut dapat berganti kostum secara cepat dan mengubah karakter yang berbeda.
Pada kamis (26/4) Bengkel Mime Theatre membagikan ilmunya lewat workshop pantomim, di sasana budaya, Universitas Negeri Malang. Peserta dalam workshop tersebut dibatasi, untuk keefektifan dalam penyampaian materi workshop. Tiga pemateri dari BMT memberikan dasar-dasar pantomim kepada para peserta. Nampak para peserta antusias dalam menerima materi workshop pantomim tersebut. Dalam workshop tersebut diajarkan gerak dasar dan mimik wajah dalam pantomim. Sajian pantomim modern dari BMT tersebut mampu membuktikan jika pantomim masih berpotensi untuk dapat berkembang di jawa timur. Pantomim yang terkesan kuno dan membosankan, tidak lagi terlihat dari penampilan yang disuguhkan oleh BMT. Bengkel Mime theatre Jogjakarta adalah salah satu komunitas yang setia mempertahankan pantomim ditengah gempuran seni pertunjukan lain yang populer. Upaya yang dilakukan Teater Hampa Indonesia merupakan salah satu strategi dalam memperkenalkan pertunjukan pantomim di wilayah Malang raya, dan secara umum untuk jawa timur. (apw)

Jumat, 19 Juli 2013

Observasi Pelatihan dan Pengembangan di Dwi Putra Perkasa Garment dan UKM Taekwondo UM

Latar Belakang

Sumber daya manusia merupakan elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen lain seperti modal, teknologi, dan uang. Hal tersebut dikarenakan manusia merupakan penggerak dari elemen-elemen lain. Manusia dengan kemampuan baik maka akan membawa elemen lainnya untuk menjadi baik pula. Membicarakan sumberdaya manusia tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan atau proses manajemen lainnya seperti strategi perencanaan, pengembangan manajemen dan pengembangan organisasi
Pelatihan dan pengembangan merupakan istilah-istilah yang berhubungan dengan usaha-usaha berencana, yang diselenggarakan untuk mencapai penguasaan skill, pengetahuan, dan sikap-sikap pegawai atau anggota organisasi (Wexley dan Yukl). Dewasa ini muncul berbagai macam bentuk organisasi yang mengadopsi cara dan teknik masing-masing untuk menyelenggarakan pelatihan dan pengembangan dengan tujuan meningkatkan penguasaan skill, pengetahuan dan sikap pegawai atau anggota organisasi tersebut.
Dalam hal ini perlu diketahui perbedaan antara pelatihan dan pengembangan  yang diselenggarakan dan dilakukan oleh perusahaan tekstil dan organisasi kemahasiswaan yang bergerak dibidang keolahragaan. Dua organisasi ini memiliki bidang dan fokus yang berbeda yang berpengaruh pada sistem pelatihan dan pengembangan karyawan atau anggota. Tujuan dari organisasi tersebut ikut serta menentukan bagaimana pelatihan dan pengembangannya.
Pelatihan memberi para pembelajar pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan mereka saat ini. Pelatihan merupakan upaya untuk memperbaiki kinerja para pekerja untuk menunjang pekerjaannya dalam suatu organisasi. Pengembangan melibatkan pembelajaran yang melampaui pekerjaan saat ini dan memiliki fokus lebih pada jangka panjang (Mondy:210). Pengembangan dimaksudkan untuk membuat para pekerja mengikuti perkembangan, pertumbuhan, dan perubahan yang terjadi dalam suatu organisasi. Dengan demikian dapat diketahui bagaimana proses penyelenggaraan yang dilakukan oleh dua organisasi yang berbeda latar belakang proses serta tujuan dari masing-masing organisasi.

2.      Rumusan Masalah
a.       Bagaimanakah Pelatihan dan Pengembangan di Dwi Putra Perkasa Garment ?
b.      Bagaimanakah Pelatihan dan Pengembangan di UKM Tae Kwon Do Universitas Negeri Malang ?
3.      Tujuan Pembahasan
a.       Mengetahui sistem Pelatihan dan Pengembangan yang terdapat di Dwi Putra Perkasa Garment

b.      Mengetahui sistem Pelatihan dan Pengembangan yang terdapat di Unit kegiatan mahasiswa Tae Kwon Do Universitas Negeri Malang

PROFIL PERUSAHAAN
1.      Dwi Putra Perkasa Garment
Dwi Putra Perkasa Garment merupakan sebuah home industri yang saat ini telah berkembang menjadi perusahaan skala menengah. Dwi Putra Perkasa Garment adalah perusahaan penyedia tekstil berupa kemeja serta penyedia layanan jasa di bidang garment. Awal berdirinya perusahaan ini adalah saat sang owner Bapak Mujiyanto memulai usaha kecil dengan bermodalkan 7 mesin untuk membuat baju. Dwi Putra Perkasa Garment berada di Jalan Manggar Atas, Malang-Jawa Timur. Pada tahun 1989 beliau merintis usahanya di bidang tekstil dengan 7 orang karyawan. Karena kesabaran dan ketekunan Bapak Mujiyant, maka usahanya semakin berkembang pesat.
Pada tahun 1994 usaha beliau semakin berkembang dengan jumlah mesin mencapai 36 mesin. Tahun 1998 usaha beliau semakin berkembang meskipun ditengah gempuran krisis moneter. Justru Dwi Putra Perkasa Garment semakin berkembang dan omset semakin menunjukkan progres yang signifikan. Jumlah karyawan beliau saat itu berjumlah kurang lebih 60 orang. Bahkan perusahaan ini makin melebarkan sayapnya melalui kerja sama dengan perusahaan Amerika. Kerja sama tersebut berakhir pada 2000, meskipun begitu progress yang ditunjukkan perusahaan semakin membanggakan. Karena Dwi Putra Perkasa Garment semakin berkembang, maka bapak Mujiyanto memutuskan untuk membentuk organisasi perusahaan yang lebih terstruktur.
Sebagai direktur adalah Bapak Mujiyanto, dan dibawahnya terdapat Kepala Bagian yang mengatur para Kepala ruangan. Nantinya kepala ruangan tersebut yang akan bertanggung jawab atas ruang-ruang produksi dalam perusahaan tersebut. Terdapat pula bagian pemasaran barang-barang, untuk mengecek produk-produk yang keluar-masuk. Peninjauan kinerja biasanya dilakukan setiap satu bulan sekali untuk mengetahui progress serta hambatan yang dialami oleh perusahaan.
Saat ini jumlah karyawan yang berada di Dwi Putra Perkasa Garment berjumlah kurang lebih 150 orang. Karyawan yang bekerja di Dwi Putra Perkasa Garment terbagi atas karyawan tetap dan karyawan dengan sistem borongan. Karyawan tetap dibayar bulanan sementara karyawan sistem borongan dibayar mingguan. Jumlah karyawan sistem borongan lebih banyak jika dibandingkan karyawan tetap.
Terdapat beberapa rangkaian pekerjaan yang harus dikerjakan dalam membuat produk-produk di Dwi Putra Perkasa Garment. Maka perusahaan membagi karyawannya dalam beberapa bagian. Banyak terdapat bagian-bagian di perusahaan diantaranya pemotongan kain, pembuatan kerah, press manset, pembuatan lengan, pemasangan kancing, rantai baju, dll. Dalam bagian-bagian tersebut dipisahkan ke beberapa ruangan dan terdapat kepala ruangan yang bekerja mengawasi para karyawan yang sedang bekerja.
Guna mengetahui progress yang dihasilkan oleh karyawan, maka setiap hari para kepala ruangan menyampaikan hasil laporan kerja selama sehari. Dalam laporan tersebut disampaikan mengenai kinerja para karyawan, jumlah produk yang dihasilkan, serta masalah atau hambatan yang terjadi. Laporan tersebut disampaikan kepada Kepala bagian. Nantinya kepala bagian akan menyampaikan hasil laporan kepala ruangan kepada direktur.
Dalam meningkatkan kinerja karyawan maka dilakukan suatu pelatihan dan pengembangan oleh Dwi Putra Perkasa Garment. Para karyawan baru sebelum masuk pada pekerjaannya harus mengikuti pelatihan. Pelatihan tersebut berkenaan dengan pekerjaan yang akan dilakukan saat bekerja dalam perusahaan. Pada saat karyawan mengikuti pelatihan akan didampingi oleh kepala ruangan atau karyawan lain yang memiliki kemampuan. Untuk pengembangan yang diberikan adalah dengan memindahkan sementara karyawan ke bagian kerja yang lainnya untuk melatih ketrampilan dari karyawan tersebut.

2.      Unit Kegiatan Mahasiswa Taekwondo Universitas Negeri Malang
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo Universitas Negeri Malang merupakan organisasi kemahasiswaan yang berada dibawah naungan universitas. UKM Taekwondo UM berdiri pada bulan mei tahun 1972 dan diprakarsai oleh dosen FIK universitas negeri malang. Banyak prestasi yang telah dihasilkan oleh UKM Taekwondo UM ini, baik di tingkat kota, daerah, hingga nasional. UKM Taekwondo UM merupakan organisasi yang bergerak di bidang keolahragaan, bukan hanya pelatihan dan pengembangan olahraga tapi juga terdapat organisasi yang menunjang kegiatan-kegiatan di organisasi tersebut.
Saat ini anggota UKM Taekwondo UM mencapai 80 orang, namun tidak semuanya tercatat sebagai anggota aktif. Beberapa anggota tersebut memiliki jabatan sebagai pengurus UKM Taekwondo UM. Susunan organisasi UKM Taekwondo UM adalah mulai dari Rektor Universitas Negeri Malang yang membawahi Pembina Teknis. Pembina Teknis bertugas sebagai pengawas, penasehat serta penanggung jawab atas segala kegiatan yang diadakan oleh UKM Taekwondo UM. Dibawahnya terdapat ketua umum yang bertugas memimpin segala kegiatan yang berada di UKM Taekwondo UM. Ketua umum akan memimpin UKM Taekwondo UM, dan akan diadakan pemilihan setiap satu tahun periode kepengurusan.
Dibawah Ketua umum terdapat wakil ketua yang bertugas sebagai tangan kanan ketua umum. Wakil Ketua bertugas menggantikan tugas-tugas jika ketua umum memerlukan bantuan untuk mewakili tugas-tugasnya. Jabatan inti lainnya adalah Sekretaris dan Bendahara, sekretaris bertugas mengurusi segala urusan kesekretariatan yang ada di UKM dan bendahara mengurusi segala urusan keuangan yang terjadi. Mulai dari Ketua umum, Wakil ketua, sekretaris dan Bendahara merupakan Pengurus harian (PH) atau pengurus inti dari organisasi tersebut.
Dalam menjalankan kegiatan di UKM Taekwondo UM para pengurus harian akan dibantu oleh para pengurus yang terbagi atas beberapa divisi. Divisi tersebut adalah Kepelatihan, Bakat dan Minat, Penalaran, Hubungan Masyarakat, serta Dana dan Usaha. Masing-masing divisi dipimpin oleh koordinator yang menjadi penanggung jawab dari masing-masing program kerja yang terdapat di divisinya.
Dalam melakukan Pelatihan dan pengembangan UKM Taekwondo UM membagi kedua kegiatan tersebut. Pelatihan dan Pengembangan ketaekwondoan diadakan atau berada dibawah naungan Divisi Kepelatihan, Pelatihan dan pengembangan keorganisasiaan oleh Divisi Penalaran. Kegiatan pelatihan ketaekwondoan adalah Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) UKM Taekwondo UM yang diadakan setiap tahun sekali. Dalam pelatihan ini para anggota baru akan ditempatkan di suatu tempat tertentu, biasanya di alam (air terjun atau bumi perkemahan). Para anggota baru akan diberikan pelatihan dasar mengenai taekwondo mulai filosofi hingga teknik-teknik dalam ilmu bela diri taekwondo. Pelatihan tersebut dilatih oleh trainer para senior-senior di UKM Taekwondo UM.
Kegiatan pengembangan ketaekwondoan dilakukan setahun sekali, biasanya dilakukan saat pertengahan tahun. Anggota yang mengikuti pengembangan ini adalah para anggota yang telah mengikuti pelatihan awal, kegiatan tersebut diberi nama Latihan Alam. Dalam kegiatan ini para anggota akan dikembangkan kemampuan taekwondonya. Kemampuan yang diberikan akan lebih tinggi dibandingkan pelatihan awal. Para anggota akan diberikan pandangan jika ia nantinya menjadi atlet dan mengembangkan ilmu taekwondo kedepannya bagi dirinya.
 Untuk pelatihan keorganisasian diadakan oleh divisi penalaran, kegiatan tersebut bernama Latihan Kepemimpian dan Manajemen Organisasi (LKMO). Dalam kegiatan tersebut para anggota baru yang dikukuhkan sebagai pengurus harus mengikuti LKMO untuk mengetahui sistem organisasi yang terdapat di Taekwondo. Para Trainer yang dihadirkan dalam LKMO merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan dalam materi yang akan disampaikan dalam kegiatan tersebut. Materi yang biasa disampaikan antara lain manajemen organisasi, problem solving, sejarah taekwondo, kepemimpinan dan Outbond.
Sebelum mengadakan suatu pelatihan dan pengembangan para pengurus akan melakukan rapat koordinasi, untuk menentukan susunan panitia dalam kegiatan tersebut. Setelah kegiatan dirancang dengan baik langkah selanjutnya adalah membuat proposal acara dan meminta persetujuan pada pembina teknis. Setelah disetujui maka langkah selanjutnya adalah mengajukan proposal kepada pihak rektorat. Pihak rektorat akan menjadi penentu apakah kegiatan tersebut dapat dilakukan atau tidak. Jika pihak rektorat menyetujui maka kegiatan dapat dilaksanakan oleh para pengurus UKM Taekwondo UM.

HASIL OBSERVASI
Wawancara di Dwi Putra Perkasa Garment dilakukan pada hari Selasa, 18 November 2012 pukul 20.00 wib bertempat di Kantor Dwi Putra Perkasa Garment (Jl.Manggar Atas Malang).  Itee adalah owner sekaligus direktur dari Dwi Putra Perkasa Garment. Berikut adalah hasil wawancara yang didapat dari sumber:
A.    Proses pelatihan dan pengembangan SDM di Dwi Putra Perkasa Garment
1.      Kebutuhan-kebutuhan dalam pelatihan dan pengembangan
Proses yang dilakukan oleh pihak Dwi Putra Perkasa Garment adalah dengan menentukan kebutuhan-kebutuhan spesifik pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan oleh pihak perusahaan. Kebutuhan tersebut ditentukan dengan melakukan analisis pada level Analisis Tugas dan Analisis Orang. Analisis Tugas dengan menganalisa mengenai pekerjaan apa saja yang perlu diberikan suatu pelatihan dan pengembangan. Pelatihan yang pernah dilakukan oleh pihak Dwi Putra Perkasa Garment adalah pelatihan untuk pemotongan pola kain. Pelatihan dilakukan karena pada bagian tersebut dirasa masih kurang kualitasnya. Sehingga semua karyawan yang bertugas di pemotongan pola kain diberikan suatu pelatihan khusus selama 1 hari.
            Analisis Orang dilakukan dengan menganalisa masing-masing individu / SDM di perusahaan tersebut. Pihak perusahaan melakukan analisa kebutuhan tersebut melalui hasil laporan yang disampaikan oleh kepala ruangan kepada kepala bagian. Selain itu pelatihan dan pengembangan dengan analisa orang juga dilakukan saat terdapat karyawan yang baru masuk, sehingga diperlukan suatu keahlian dasar yang diberikan oleh perusahaan.

2.      Tujuan-tujuan spesifik pelatihan dan pengembangan
a.       Meningkatkan produktifitas kerja di Dwi Putra Perkasa Garment
b.      Meningkatkan kualitas kerja para karyawan dan meningkatkan hasil produk secara kuantitatif serta memperluas jangkauan pemasaran
c.       Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja, misalnya pelatihan menggunakan alat-alat yang terdapat di Dwi Putra Perkasa

3.      Menentukan metode pelatihan dan pengembangan
Setelah melakukan analisa kebutuhan dan tujuan pelatihan dan pengembangan langkah selanjutnya yang dilakukan pihak Dwi Putra Perkasa adalah menentukan metode. Metode pelatihan dan pengembangan yang dilakukan oleh pihak perusahaan adalah menggunakan  metode Behavior Modelling dan On the Job Training.
      Behavior Modelling adalah metode pelatihan dan pengembangan dengan menirukan instruktur atau trainee dalam melakukan suatu ketrampilan tertentu. Misalnya pelatihan bagi karyawan baru, karyawan tersebut diinstruksikan untuk melakukan suatu pola jahitan dasar setelah trainee memberikan contoh terlebih dahulu.
      On the Job Training adalah metode pelatihan dan pengembangan dilaksanakan saat jam kerja atau dalam situasi kerja. Dalam hasil wawancara diperoleh informasi jika terdapat karyawan yang ingin mengembangkan kemampuannya, maka ia dapat mengajukan diri kepada pihak perusahaan atau atas rekomendasi perusahaan. Jadi pengembangan kemampuan tersebut dilaksanakan pada saat jam kerja berlangsung dengan arahan dari karyawan lain yang memiliki skill dalam bidang yang akan dikembangkan.

4.      Mengimplementasikan program pelatihan dan pengembangan
Dalam mengimplementasikan program pelatihan dan pengembangan Dwi Putra Perkasa Garment berpatokan pada tingkat kebutuhan pelatihan dan pengembangan dari perusahaan. Misalnya saat terdapat karyawan baru masuk maka perlu diadakan pelatihan awal yang berfungsi memberikan ketrampilan dasar bagi karyawan sebelum memasuki situasi kerja yang sebenarnya.
                            
5.      Evaluasi program
Evaluasi mengenai keberhasilan program pelatihan dan pengembangan dilaksanakan setelah jangka waktu tertentu. Di Dwi Putra Perkasa garment kurang begitu diperhatikan mengenai evalusi dari hasil program pelatihan dan pengembangan, hal tersebut disebabkan oleh :
-          Kepala Bagian dan Kepala Ruangan  merasa enggan mengevaluasi karena mereka merasa yakin semuanya berjalan beres dan lancar.
-          Tidak tersedianya trainee yang mampu dalam melaksanakan program evalusi

Wawancara di Unit Kegiatan Mahasiswa taekwondo Universitas Negeri Malang dilakukan pada hari Senin, 17 November 2012 pukul 18.00 wib bertempat di Sekretariat UKM Taekwondo UM di jalan semarang no.5 Malang.  Itee adalah Kumala Mahda Habsari selaku ketua umum UKM Taekwondo UM. Berikut adalah hasil wawancara yang didapat dari sumber:
A. Proses pelatihan dan pengembangan SDM di Dwi Putra Perkasa Garment
1.      Kebutuhan-kebutuhan dalam pelatihan dan pengembangan
Proses penentuan kebutuhan-kebutuhan ditentukan dengan menggunakan analisis Organisasi, Analisis Orang dan Analisis Tugas. Analisis tersebut disusun oleh Divisi Kepelatihan untuk pelatihan dan pengembangan ketaekwondoan dan Divisi Penalaran untuk pelatihan dan pengembangan keorganisasian.
Analisis Organisasi dilakukan untuk mengetahui tujuan-tujuan serta program-program yang ingin dicapai organisasi dalam jangka waktu tertentu. Jadi pelatihan dan pengembangan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan prestasi yang ingin diraih oleh organisasi.
Analisis Tugas adalah analisa yang dilakukan berdasarkan tugas-tugas yang ingin dilakukan pelatihan dan perkembangan. Misalnya adalah saat adanya Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi (LKMO) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kinerja pengurus dalam menjalankan tugasnya.
Analisis orang dilakukan pada Latihan Alam yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan ketaekwondoan para anggota UKM taekwondo UM. Dalam analisa ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan yang ingin dilatih dan dikembangkan agar menjadi lebih baik lagi.

2.      Tujuan-tujuan spesifik pelatihan dan pengembangan
a.       Meningkatkan produktifitas kerja di UKM Taekwondo UM
b.      Meningkatkan prestasi para anggota dalam olahraga Taekwondo
c.       Meningkatkan kemampuan dalam bidang taekwondo agar menjadi lebih baik
d.      Meningkatkan kualitas kinerja pengurus dalam menjalankan program kerja

3.      Menentukan metode pelatihan dan pengembangan
Setelah melakukan analisa kebutuhan dan tujuan pelatihan dan pengembangan langkah selanjutnya yang dilakukan UKM Taekwondo Um adalah menentukan metode. Metode pelatihan dan pengembangan yang dilakukan oleh Organisasi tersebut adalah menggunakan  metode Behavior Modelling, Role Playing dan Off the Job Training.
      Behavior Modelling adalah metode pelatihan dan pengembangan dengan menirukan instruktur atau trainee dalam melakukan suatu ketrampilan tertentu. Misalnya pelatihan Latihan Alam dimana terdapat pelatih sebagai trainee akan memberikan materi dengan mencontohkan gerakan yang diinstruksikan.
Role playing merupakan metode yang digunakan dengan Para peserta diminta untuk merespon permasalahan-permasalahan yang mungkin muncul dalam pekerjaan dengan meniru situasi-situasi dunia nyata. Bukan hanya mendengarkan instruktur berbicara mengenai problem solving ataupun diskusi, tapi mereka belajar untuk melakukannya (learning by doing). Misalnya saat LKMO diberikan suatu instruksi yang diberikan oleh trainee dalam materi problem solving. Trainee memberikan instruksi mengenai permasalahan yang harus dipecahkan oleh peserta dengan cara berdiskusi dalam kelompok.
      Off the Job Training adalah metode pelatihan dan pengembangan dilaksanakan diluar jam kerja atau tidak dalam situasi kerja. Dalam hasil wawancara diperoleh jika semua pelatihan dan pengembangan dilakukan diluar kondisi kerja. Misalnya Diklat, Latihan Alam, dan Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi yang dilakukan diluar kondisi kerja keorganisasian

4.      Mengimplementasikan program pelatihan dan pengembangan
Pelaksanaan pelatihan dan pengembangan yang terdapat di UKM Taekwondo Universitas Negeri Malang cukup terstruktur dan jelas. Program tersebut disusun pada saat awal kepengurusan dalam pembentukan program kerja.

5.      Evaluasi
Evaluasi mengenai keberhasilan program pelatihan dan pengembangan kurang diperhatikan di UKM Taekwondo Um. Karena sampai saat ini sangat jarang dilakukan rapat evaluasi yang seharusnya dilakukan 3 bulan sekali, hal tersebut kemungkinan diakibatkan oleh :
-          Kurangnya koordinasi antar pengurus dan pengurus harian
-          Kurangnya komunikasi antara pengurus dengan para anggota lainnya.


ANALISIS
            Dwi Putra Perkasa garment sudah memiliki program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Pelatihan diberikan ketika terdapat pegawai baru dan pengembanganya kurang jelas karena dalam struktur kerja disini kurang ada rincian secara detail devisi-divisi bagian karyawan. Disini pembeda karyawan hanya terdapat pada statuskaryawan baru atau karyawan lama. Selain itu pelatihan dan pengembangan ini tidak tersusun secara rapi dan terstruktur kapan akan diadakan pelatihan dan pengembangan. Memang Dwi Putra Perkasa garment ini hanya sebuah home industri yang mungkin belum bersekala besar, akan tetapi seharusnya semua pelaku industri diindonesia ini memiliki program untuk perencanaan SDM dan setelah itu memiliki program pelatihan dan pengembangan. Selain itu dalam home industri ini juga tidak adanya evaluasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan disini. Dwi Putra Perkasa garment tidak melakukan evaluasi karena menganggap semua pekerjaan telah selesai dengan baik.
Dalam menentukan kebutuhan-kebutuhan akan pelatihan dan pengembangan, Dwi putra perkasa garment menggunakan analisis Orang dan Analisa Tugas sedangkan di UKM Taekwondo UM menggunakan analisia Organisasi, orang dan tugas. Tujuan yang ingin dicapai dalam pelatihan dan pengembangan di Dwi putra perkasa garment dan UKM Taekwondo Um memiliki tujuan yang berbeda. Tujuan utama di Dwi putra perkasa garment adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas di perusahaan. Sedangkan di UKM Taekwondo UM memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas para anggotanya dalam hal keorganisasian dan Ketaekwondoan.
Metode-metode pelatihan dan pengembangan juga memiliki jenis yang berbeda, jika di Dwi putra perkasa garment menggunakan metode Behavior modelling dan On the job training sedangkan di UKM Taekwondo UM menggunakan Behavior modelling, Off the job training, dan role playing. Pengimplementasian program pelatihan dan pengembangan dilakukan dengan cara yang berbeda, di Dwi Putra Perkasa garment dilakukan jika dirasa membutuhkan pelatihan dan pengembangan. Sementara di UKM Taekwondo UM pengimlementasiannya dilakukan sesuai dengan program kerja yang telah disetujui pada saat sebelum penyusunan pengurus.
Untuk evaluasi yang dilakukan kedua organisasi tersebut memiliki kemiripan, karena keduanya tidak  melakukan evaluasi dengan baik. Di Dwi Putra Perkasa Garment memiliki program evaluasi yang lebih baik, meskipun masih butuh perbaikan. Di UKM Taekwondo UM  evaluasi bahkan tidak dilakukan sampai menjelang akhir kepengurusan tahun ini. Jika di Dwi Putra Perkasa Garment dilakukan rapat evaluasi tiap bulan sekali maka di UKM Taekwondo UM baru hanya sekali saja melakukan rapat evaluasi sepanjang tahun ini.

Kamis, 18 Juli 2013

BERSAUDARA SE-NUSANTARA LEWAT TEATER

Andhika Prasetya Wijaya

Penampilan teater Hampa indonesia di Festamasio 6 Surabaya

Pada 8-14 Februari 2013 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengadakan kegiatan akbar. Uniknya kegiatan tersebut sama sekali tidak berbau teknologi namun berlatar belakang seni dan budaya. Kegiatan tesebut adalah FESTAMASIO 6 Surabaya (Festival Teater Mahasiswa Nasional). Diadakan oleh salah satu unit kegiatan mahasiswa ITS Surabaya yaitu Teater Tiyang Alit. Kegiatan dua tahunan tersebut telah digelar untuk keenam kalinya dan Surabaya terpilih sebagai tuan rumah tahun ini. Festamasio 6 kali ini diikuti oleh 20 peserta penyaji dan puluhan peserta delegasi dari penjuru nusantara. Peserta penyaji adalah peserta yang telah lolos seleksi dan  berhak mementaskan karyanya di Surabaya. Dalam proses seleksi juga dipilih 20 naskah terbaik dari berbagai komunitas teater kampus di Indonesia.
Pembukaan Festamasio cukup semarak dengan diawali pembukaan dari Rektor, Pembantu Rektor, Pembina Teater tiyang alit, perwakilan dewan juri, hingga ketua pelaksana. Kemudian dilanjutkan dengan launching lagu Festamasio 6 Surabaya dan pengenalan 20 besar peserta penyaji. Peserta penyaji tersebar dari beberapa kota di Indonesia antara lain, Malang, Jember, Yogyakarta, Surakarta, Bandung, Jakarta, Serang, Padang, Palembang, Aceh, Makassar, Samarinda, dan Denpasar. Tahun ini tema yang diusung adalah “Teater Kampuse rembug, Masyarakate Guyub” , diharapkan teater kampus mampu menunjukkan kekompakannya dan dapat menciptakan suasana kemasyarakatan yang saling bertoleransi dan menghargai satu sama lain. Festamasio semakin semarak dengan hadirnya ratusan peserta delegasi dari berbagai komunitas teater di Indonesia. Acara pembukaan Festamasio 6 Surabaya ditutup dengan penampilan kesenian jawa timur yaitu ludruk.
Pada 9-12 Februari 2013 diisi dengan penampilan 4 dari 20 peserta penyaji. Para peserta penyaji bersaing untuk menampilkan kemampuan yang dimiliki. Penampilan tersebut dihadiri ratusan penonton yang hadir untuk mengapresiasi para peserta penyaji. Banyak tema yang diangkat dalam pementasan di Festamasio 6 Surabaya mulai mitos daerah, kebudayaan, lingkungan, kehidupan sosial dan isu-isu politik saat ini. Ajang Festamasio 6 Surabaya kali ini dinilai oleh tiga dewan juri yang merupakan seniman-seniman yang berkecimpung di dunia keteateran. Festamasio 6 Surabaya juga memiliki agenda lainnya yaitu bakti sosial, city tour, rembug Festamasio serta Workshop.

di malam penganugerahan Festamasio 6 Surabaya
Bakti sosial merupakan hasil dari sumbangan sukarela para peserta, panitia serta pihak-pihak yang terkait dalam Festamasio 6 Surabaya. City tour adalah kagiatan mengajak para peserta keliling kota Surabaya, yaitu melihat pertunjukan Ludruk di Taman Hiburan Rakyat dan mengunjungi Tugu Pahlawan. Selanjutnya rembug adalah kegiatan diskusi para peserta Festamasio untuk membahas Festamasio selanjutnya agar lebih baik. Akhir rangkaian kegiatan Festamasio kali ini adalah malam penganugerahan bagi para peserta terbaik. Kategori penghargaan yang diberikan antara lain Sutradara terbaik, pemeran terbaik, penata make up dan kostum terbaik, penata artistik terbaik, penata cahaya terbaik, serta 3 penyanji terbaik.

Pada setiap pembacaan pemenang setiap kategori mampu membuat para peserta deg-degan dan berharap komunitasnya yang mendapat penghargaan. Pemeran terbaik serta penata make up dan kostum terbaik diraih oleh Teater Lakon UPI Bandung. Naskah terbaik dan Sutradara terbaik diraih Teater Sirat IAIN Surakarta. Penata artistik dan penata cahaya terbaik diperoleh Teater titik dua UNM Makassar. Sehingga didapatkan 3 penyaji terbaik adalah teater lakon Bandung, teater sirat Surakarta, dan teater titik dua Makassar. Diakhir acara malam penganugerahan dibacakan hasil rembug Festamasio yang salah satunya adalah menetapkan Teater lakon UPI Bandung sebagai  tuan rumah Festamasio 7. Kegiatan ini menunjukkan jika para intelektual yang berasal dari berbagai bidang keilmuan mampu berkesenian dengan baik.

Analisa Psikoanalisa 'Bruce Lee'

1.      Keterangan Buku

-          Judul               : BRUCE LEE
-          Pengarang       : Jo Pakagula
-          Bahasa             : Indonesia
-          Tebal buku      : 163 hlm
-          Penerbit           : Pinus Book Publisher
-          Tahun terbit     : 2009
-          Dimensi (cm)   : 14x21





2.      Gambaran umum isi buku
Bruce Lee merupakan anak dari pasangan Lee Hoi Chuen dan Grace Lee. Ibunya merupakan keturunan china-jerman dan ayahnya merupakan aktor opera kanton yang sering melakukan pertunjukan di berbagai negara. Bruce lee dilahirkan di RS.Jackson Street Memorial, San Francisco – Amerika Serikat.
     Masa kecil Bruce Lee tinggal di Kowloon, Hongkong. Ia memiliki empat saudara Phoebe Lee, Agnes Lee, Peter Lee, dan Robert Lee. Bruce Lee dikenal sebagai anak yang suka berkelahi dan membuat onar. Orang tuanya sempat beberapa kali dipanggil pihak sekolah karena ulah sang anak. Bahkan ia tidak segan menantang temannya yang jago tinju meskipun ia belum pernah berlatih tinju sama sekali, hasilnya ia menang.
     Orang tuanya mengharapkan anaknya mampu memahami kungfu dengan baik, maka ia diajarkan kungfu Taichi. Namun, ia merasa jika aliran tersebut kurang sesuai dengannya. Sehingga Bruce lee belajar Kungfu aliran Wing Chun kepada Yip Man dan juga kepada Wong Shun Leung. Ia merupakan sosok yang selalu ingin belajar dan memiliki kedisiplinan dalam berlatih beladiri.
     Usia 18 tahun ia hijrah ke Amerika Serikat dan tinggal di rumah Ruby Chow, salah satu teman dari ayahnya. Ia bekerja membantu restoran milik Ruby Chow serta memiliki pekerjaan sampingan lain. Ia menuntut pendidikan di Universitas Washington mengambil jurusan filsafat. Disela-sela waktunya di kampus ia menyempatkan mengajarkan kungfu untuk teman-temannya di kampus. Sampai akhirnya ia mampu mendirikan suatu perguruan kungfu di seattle, dengan menerima murid tanpa perbedaan RAS ataupun status sosial lain.
     Cara Bruce Lee dalam mengembangkan kungfu di Amerika banyak menuai kecaman dan penolakan dari ahli kungu lainnya, karena dianggap melanggar aturan-aruran tradisi yang selama ini dipegang. Namun ia masih tetap yakin jika apa yang dilakukannya merupakan hal yang benar. Sampai suatu ketika ia ditawari untuk audisi sebuah film dan ia mendapat peran dalam serial The Green hornet.  Pergaulan Bruce lee semakin luas yang membuatnya mampu memiliki koneksi dengan para selebriti di amerika.
     Sebagai guru kungfu dari para selebriti, pundi-pundi kantonya semakin tebal. Tawaran film pun semakin bertambah. Sehingga bruce lee dapat memiliki penghasilan yang cukup baik dan mampu membahagiakan istri dan anaknya. Bruce lee setelah bertahun-tahun menjadi aktor nomor dua, bukan pemeran utamanya. Ia berusaha agar dirinya dapat menjadi pemeran utama dalam film-film hollywod. Tapi ia tidak pernah mendapatkannya sehingga ia memutuskan membangun karir di Hongkong atas saran dari temannya.
     Di Hongkong ia mampu menjadi tokoh besar dengan kemampuan bela diri dan aktingnya. Ia beberapa kali bermain film produksi Hongkong. Kesibukan dan popularitasnya semakin melejit dan membuat produser-produser Hollywood gigit jari. Ia menyelesaikan empat setengah film di Hongkong, salah satunya belum selesai pengerjaannya tapi sang tokoh utamanya sudah meninggal dunia. Banyak pernyataan yang mengungkap keganjilan dalam kematian sang legenda. Tapi apapaun  itu, sosok Bruce lee merupakan sosok yang cukup berpengaruh bagi orang lain.  

3.      Kelemahan dan kekurangan
Buku ini mengulas perjalanan kehidupan dari Bruce Lee mulai dari lahir hingga kematiannya. Dalam buku ini terdapat kutipan-kutipan kalimat inspiratif dari Bruce Lee. Selain itu buku ini cukup lengkap dalam memuat tokoh-tokoh penting dalam kehidupannya. Cukup jelas dalam menjelaskan kondisi lingkungan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh bruce lee.
Kelemahan buku ini adalah kurang lengkapnya informasi mengenai waktu pasti dalam setiap peristiwa. Terdapat beberapa bagian dari peristiwa yang diceritakan secara tidak berurutan sehingga membuat pembaca kebingungan. Dalam buku tidak diceritakan latar belakang (kelas sosial) dari keluarga Bruce Lee secara lengkap. Selain itu tidak terdapat satupun gambar yang disisipkan, sehingga membuat buku ini terasa hambar.

4.      Potensi Gangguan Mental dari tokoh
-          Saat anak-anak tinggal di rumah yang terhitung kecil karena memiliki saudara yang banyak dan memiliki hewan peliharaan yang cukup banyak. Mungkin hal ini yang membuatnya jarang berada di rumah.
-          Ambisinya untuk bermain sebagai pemeran utama di Hollywood tidak tercapai.
-          Saat kembali ke Hongkong ia memulai karir kembali mulai dari nol
-          Kesibukan atau rutinitas yang dilakukan nampak begitu padat setelah terkenal di perfilman hongkong.

5.      Kondisi Lingkungan
Lingkungan masa anak-anak cukup berpotensi terjadinya keributan atau tawuran karena kondisi sosial di Kowloon. Keadaann rumahnya cukup ribut dan tidak nyaman karena ia memiliki empat saudara dan banyak peliharaan. Di daerahnya banyak terdapat master kung fu sehingga cukup mudah jika ingin belajar ataupun mendalami kungfu.
Saat remaja ia hijrah ke amerika, disana ia dituntut memiliki tanggung jawab sebagai pelayan di restoran milik teman ayahnya. Lalu ia memisahkan diri dan mendirikan perguruan kungfu, dalam lingkungan tersebut ia sering mendapat tekanan karena pendiriannya akan kungfu yang dianggap salah bagi sebagian orang.
Selanjutnya ia mulai dekat dengan orang-orang perfilman dan memperluas jangkauan hubungan dengan banyak orang. Lingkungannya semakin berbeda saat ia mulai terkenal dan banyak orang mengeluh-eluhkan sosok bruce Lee.

6.      Kesimpulan
Bruce Lee merupakan sosok yang disiplin, pemberani, dan mampu memecahkan masalah dengan pertimbangan yang baik. Kungfu merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Bruce lee, ia secara sadar melakukan latihan rutin secara teratur. Tanpa ada paksaan maupun tekanan dalam mempelajari kungfu membuat Bruce Lee menguasai Kungfu dengan baik. Ia bahkan selalu belajar dan belajar untuk mengasah kemampuannya. Ia belajar lewat sumber buku dan bukan hanya buku-buku kungfu tapi segala jenis bela diri. Dalam bela diri ia menggabungkan antara apa yang diberikan gurunya dan keadaan realistis di lapangan, sehingga ia tidak begitu saja berpatokan dengan aliran wing chun dalam berkelahi. Ia menamai Jet Kune Do sebagai aliran yang ia miliki, didalamnya tidak terdapat aturan-aturan pasti dalam bergerak ataupun jurus-jurusnya.
Saat pindah ke Amerika pada usia 18 tahun, merupakan usia yang cukup muda untuk dapat hidup mandiri. Namun sepertinya bruce lee cukup mampu beradaptasi dengan kehidupan baru di Amerika. Hal tersebut dapat diakibatkan dari kondisi lingkungan semasa kecil yang cukup keras dan membentuk suatu kepribadian yang tangguh dan mampu mengahdapi segala masalah yang ada. Bruce Lee mampu memanfaatkan segala kesempatan untuk mempertahakan hidup di negri orang. Saat waktu senggang ia mencari iklan untuk salah satu koran atau ia berlatih kungfu untuk meningkatkan kemampuannya.
Keadaan yang membuatnya cukup terpukul adalah saat ia tidak mendapatkan peran utama dalam film-film Hollywood. Ia sempat putus asa dan kecewa dengan keadaan tersebut, ia berambisi untuk dapat menjadi pemeran utama dalam film Hollywood karena dianggap bergengsi dan memiliki kualitas. Ia benar-benar terguncang dan bingung untuk berbuat sesuatu, karena film yang ia ajukan secara blak-blakan ditolak oleh produser di Hollywood. Akhirnya ia menuruti nasihat temannya untuk kembali ke Hongkong.
Di Hongkong ia memulai karir dari awal, tapi namanya sudah terkenal karena ia sempat beberapa kali muncul dalam film-film Hollywood. Hal tersebut menjadi batu loncatan dalam menarik perhatian produser di hongkong. Hingga akhirnya ia mendapatkan peran utama dalam sebuah film. Namun kepadatan di dunia film membuatnya begitu sibuk dan tidak memiliki waktu pribadi yang cukup banyak. Fisiknya memang kuat tapi jika dipaksakan untuk terus bergerak akan berdampak tidak baik baginya. Karena hal tersebut berhembus kabar jika Bruce Lee mengonsumsi obat-obat tertentu untuk membangkitkan staminanya.

7.      Sudut Pandang Psikoanalisa
Masa kecil Bruce Lee  berpengaruh banyak pada kehidupan dewasanya. Kehidupan rumah yang sesak, kecil penuh dengan saudara dan hewan peliharaan. Sehingga Bruce Lee kecil mencoba mencari pelampiasan dengan sering membuat onar dan berkelahi untuk menarik perhatian orang-orang disekitarnya. Hal ini disebut sebagai Deffence mechanism represi + Diplacement.  Jadi Bruce Lee mengalihkan kebutuhan akan perhatian orang tuanya dengan membuat ulah diluar rumah agar mendapatkan perhatian tersebut.
Bruce lee termasuk orang dengan tipe ekstravert-perasaan, yaitu orang yang perasaannya mudah berubah begitu situasinya berubah. Emosional dan penuh perasaan tapi juga senang bergaul dan pamer. Mudah bergaul akrab dalam waktu singkat dan mudah menyesuaikan diri. Bruce lee orang yang perasaannya mudah berubah, ia sosok yang sabar dan tidak ingin mencari masalah pada saat menjadi guru Kungfu. Namun tiba-tiba ia bisa menjadi orang yang meledak-ledak ketika bertarung dengan lawan-lawannya.
Struktur kepribadian yang dimiliki oleh Bruce Lee adalah, id –nya adalah sebagai orang yang tidak mampu mengontrol emosi dan cenderung pemarah. Superego – nya terbentuk setelah mempelajari kungfu sehingga ia mampu mengontrol emosinya dan menjaga agar tidak keluar pada tempat yang salah. Ego : Bruce Lee menekan emosinya agar keluar ditempat yang sesuai. Contohnya saat ia dikecam oleh etnis china karena mengajarkan kungfu kepada orang bule. Superego-nya memabatasi agar id tidak muncul, tapi saat ia dikirimi surat tantangan dari perguruan lain, Id-nya muncul dan tidak mampu menahannya. Hingga akhirnya ia berkelahi dengan guru dari perguruan yang menentangnya tersebut.

Permasalahan yang cukup besar dihadapi oleh Bruce lee saat ia ditolak beberapa kali untuk menjadi pemeran utama dalam film. Ia memiliki ambisi yang cukup besar untuk dapat sukses di Hollywood, sehingga ia mengalami kecemasan yang luar biasa saat ambisinya tersebut tidak tercapai. Kecemasan tersebut muncul saat ia tidak siap menghadapi ancaman atau kegagalan akan tidak tercapainya keinginan untuk menjadi aktor besar di hollywood.