Foto by Dananta Kitto (Himafo) - Pementasan Teater Hampa Indonesia berjudul DASAR ANJING karya fiyan ilman faqih sutradara Fajar AS tanggal 5 Desember 2014 di Sasana Budaya, UM |
Jika
ditanya mengenai hewan peliharaan apa yang paling banyak dipelihara, mungkin
anjing akan masuk dalam jajaran peringkat teratas. Anjing merupakan salah satu
hewan yang paling banyak dipelihara oleh manusia, bahkan sering disebut sahabat
manusia. Hal tersebut tak lepas dari sifat anjing yang mudah mengenali
majikannya, serta mampu dilatih dalam melakukan hal-hal tertentu. Bahkan di kepolisianpun
memanfaatkan kemampuan anjing dalam membantu tugas-tugas pelacakan hingga
menemukan para penjahat. Melihat dari kacamata positif tentu kita akan
menemukan banyak kelebihan yang dimiliki oleh seekor anjing dalam kehidupan
manusia. Di negara barat banyak penduduknya memelihara anjing dan memperlakukan
layaknya anggota keluarga bahkan anaknya.
Namun di
Indonesia, anjing masih dianggap sebagai hewan yang kurang disukai beberapa
kalangan. Hal tersebut tidak terlepas dari budaya dan kultur bangsa kita,
dimana mayoritas beragama muslim. Ya, anjing merupakan hewan yang dianggap
najis serta dagingnyapun haram untuk dimakan. Anjing juga dianggap sebagai
hewan yang ditakuti karena dianggap suka mengejar manusia, meskipun
kenyataannya tidak semua jenis anjing bersikap demikian. Hinaan ataupun makian
juga terkadang menggunakan kata anjing. Jamak kita temui kata anjing menjadi
memiliki konotasi yang negatif dan terkesan arogan serta kasar jika diucapkan.
Dalam
mengungkap sisi lain dari seekor hewan bernama anjing, Teater Hampa Indonesia
mengadakan pementasan teater berjudul ”Dasar Anjing!”. Pementasan tersebut
berasal dari naskah yang ditulis oleh Fiyan Ilman Faqih dan disutradarai oleh
Fajar Akhmad Sugito. Pementasan yang diadakan di gedung sasana budaya pada malam
itu (5/12) cukup menarik karena pada saat penonton sebelum masuk ke gedung
nampak terdapat beberapa anjing yang dibawa oleh salah satu komunitas pecinta
anjing di Kota Malang. Pementasan diawali dengan adegan pembuka seorang pencuri
yang mengendap-endap kemudian dikejar seekor anjing golden retriever, kemudian
pencuri tersebut mengumpat dengan kalimat ”Dasar Anjing!”.
Kemudian
dilanjutkan adegan para anjing yang diperankan oleh para mahasiswa yang
tergabung dalam Teater Hampa Indonesia. Dua ekor anjing sedang mencari
sisa-sisa makanan di tempat sampah. Dalam dialog para anjing diselipkan
kalimat-kalimat sindiran bagi para manusia serta informasi-informasi yang cukup
menggelikan jika diucapkan oleh seekor anjing. Adegan dilanjutkan dengan
sepasang suami istri yang ditampilkan dalam siluet. Keduanya bertengkar karena
sang suami dituduh berselingkuh. Sang istri berkali-kali menghujat suaminya
dengan kalimat anjing. Terhitung kurang lebih tujuh makian anjing yang
dilontarkan sang istri kepada suaminya. Selepas kedua suami istri tersebut
pergi, barulah para anjing geram karena nama mereka digunakan sebagai bahan
makian.
Para
anjing berkumpul dan menyusun strategi dalam membalas sikap manusia yang
merendahkan derajat anjing. Mulailah muncul perdebatan dari para anjing yang
kebingungan mencari jalan keluar dalam membela kaumnya. Salah satu anjing
bahkan menolak membalas dendam karena dirasa akan sia-sia saja. Sampai akhirnya
setelah perdebatan dan bahkan diwarnai perkelahian anjing tersebut, ditemukan
satu solusi yang disepakati oleh para anjing. Mereka menyadari jika tak bisa
membalas secara langsung sikap manusia yang menggunakan nama anjing dalam
menghina orang lain, suporter bola, bahkan suatu keadaan sekalipun. Mereka
sepakat menggunakan makian menggunakan kata manusia sebagai bahan makian.
Pementasan diakhiri dengan perdebatan para anjing dan puncaknya semua
mengucapkan ”Dasar Manusia!”, sebagai bentuk representasi suatu makian dan
hinaan terhadap anjing lain. Pementasan ini selanjutnya akan diikutkan dalam
Festival Teater Mahasiswa Nasional VII yang akan diadakan di Bandung pada tahun
2015 mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar