SUWUNG
Andhika Prasetya Wijaya
PARA PELAKU
Ibu : Seorang wanita paruh
baya yang lembut, setia dan sabar
Ayah : Seorang pria yang
bijaksana, pekerja keras dan setia
Luna : Seorang gadis yang cerdas
Adi : Seorang pemuda optimis
dan keras kepala
Rudi :
Seorang pemuda yang ambisius
Warga : Penduduk desa berusia paruh
baya
Sinopsis
Posisi seorang Ibu dalam suatu keluarga dapat menjadi sosok
pemimpin yang sesungguhnya, ia dapat menjadi penentu segala urusan rumah tangga
akan berjalan baik atau sebaliknya. Sosok Ibu
dalam kisah ini menggambarkan penuntutan seorang ibu rumah tangga yang selalu
ingin didengar dan diperhatikan.
Ayah adalah
seorang HRD di sebuah perusahaan yang sedang berkembang, enam hari dalam
seminggu ia abdikan dirinya untuk perusahaan. Rudi adalah anak tertua dari ayah dan ibu, ia bekerja di Rumah
Sakit Jiwa. Selama 5 tahun ia tak pernah pulang dan memberi kabar kepada
keluarganya, sampai akhirnya ia kembali ketika merasa telah menjadi sukses. Adi adalah anak kedua, ia merupakan
anak yang bandel dan tergolong sulit diatur. Namun setelah ia memasuki bangku
kuliah, ia mampu berpikir dewasa dan memahami keluarganya. Sedangkan Luna adalah anak Bungsu, ia gadis yang
cerdas, kritis dan selalu patuh kepada orang tuanya.
Keluarga kecil ini memiliki kebiasaan untuk selalu makan
malam bersama setiap harinya. Bagi keluarga ini, meja makan adalah seperangkat
benda yang mampu mendekatkan mereka. Di meja makan, mereka mampu berbagi cerita
serta pengalaman setelah seharian beraktivitas. Seiring berjalannya waktu satu
persatu anggota keluarga ini semakin sibuk dengan dirinya sendiri. Hal tersebut
begitu dirasakan Ibu sebagai seorang yang selalu berada dirumah lebih lama. Ia
merasa semakin ditinggal sendiri, Ibu semakin kesepian untuk menjaga rumahnya. Ibu
ingin mengembalikan keadaan rumahnya menjadi seperti dimasa lalu. Namun justru
ia semakin terpuruk setelah kehilangan Ayah. Kekosongan yang ditakutkan Ibu
bahkan lebih menyakitkan dibandingkan dengan apa yang dibayangkan sebelumnya.
BABAK 1
Awal mula gelap. Lampu menyorot ke arah meja makan
yang berada di panggung, nampak sosok Ibu sedang bercerita, disampingnya Luna
sedang duduk menyimak sang ibu bercerita.
IBU
Peperangan di Negeri
Karang Tengah, para prajurit bersiap dengan panah dan tombak berbalut dendam.
Mereka bersembunyi dibalik semak-semak belukar yang menyatu berselimut embun. Dibawah
lamunan bulan purnama dan desiran angin yang seakan berbisik, Sang Ratu yang
memimpin negeri tersebut terkulai, cemas, dan resah dibalik tirai kamarnya. Ia
kehabisan akal menghadapi Buto Ijo yang memporak-porandakan negerinya. Sang
Ratu semakin pasrah ketika satu persatu panglima perangnya tewas menghadapi
keganasan Buto ijo.
LUNA
Apa yang
dilakukan Sang Ratu ibu ?
IBU
Dia meminta
wangsit pada sang dewa, bahwa hanya Sang Ratulah yang mampu mengalahkan Buto
ijo. Sang Ratu dikenal memiliki paras yang cantik dan pemberani. Sang Ratu
akhirnya memandu barisan pembawa panah dan tombak untuk menggapai sebuah
kemenangan yang abadi. Menyuarakan alunan agni yang membara yang membakar
setiap jiwa lunglai tak berdaya. Deru langkah kaki yang saling beradu dan
saling menikam, tombak yang menembus amarah serta anak panah yang meluncur
deras tepat di jantung kesuraman.
LUNA
Apakah Sang Ratu
berhasil bu ? (semakin mendekati sang
ibu)
IBU
Pasti Luna.
LUNA
Kemudian
bagaimana kehidupan Sang Ratu selanjutnya bu ?
IBU
ia selalu
mendapatkan kemenangan yang abadi (sambil
membelai rambut Luna)
LUNA
Ceritakan, bu...
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar,
Ibu keluar panggung untuk membukakan pintu
Ibu dan ayah masuk ke panggung
AYAH
Maaf, Ayah kerja
lembur. Seperti biasa, setiap awal bulan aku harus membuat rekap penilaian
kerja untuk urusan penggajian (sambil
memandang sang istri dengan senyuman yang hangat)
IBU
Sudah menjadi
kewajiban memberikan tenagamu untuk mereka yang memberi kita kehidupan.
Makanan sudah
ibu siapkan di meja makan. (merapikan
makanan yang telah terhidang dimeja) Mari kita makan bersama. Luna panggil
kakakmu untuk makan malam.
LUNA
Baik bu, (sambil berjalan menuju sang ayah untuk mencium
tangannya)
AYAH
Selamat malam
sayang, besok ayah libur, (sambil
mengelus rambut Luna) akan ayah ajak kamu pergi ke kolam renang ya...
LUNA
Yeee asyikkkk.....
(sambil berlari keluar panggung untuk
memanggil Adi)
Ibu menyiapkan makanan diatas meja makan, dan ayah
duduk di kursi
IBU
Hanya Luna yang
selalu menemaniku dirumah, Adi sudah beranjak dewasa dan memiliki pergaulannya
sendiri. Pagi hari Adi sekolah, siang hingga sorenya kerjanya bermain bersama
teman sebayanya, saat pulang ia berdiam diri dikamarnya dan hanya keluar saat
mandi dan makan saja. Lalu anak pertama kita Rudi yang tak kunjung memberi
kabar berita akan keberadaannya. Entah bagaimana saat Adi dan Luna sudah dewasa
nanti. Aku pasti akan kesepian dirumah sendirian, tiap hari hanya berurusan
dengan masalah dapur, beres-beres dan sebagainya. Suamiku dan anak-anakku sibuk
diluar rumah sedangkan aku harus berdiam duduk di meja ini sampai satu-persatu
kembali kerumah.
AYAH
(tersenyum hangat sambil memegang tangan sang istri)
Kemudian Luna dan Adi masuk kedalam panggung. Luna
menggoda sang kakak yang sedang asyik bermain yoyo ditangannya. Sehingga
membuat yoyo Adi terjatuh.
ADI
Sudah kubilang,
setiap kau didekatku aku selalu sial. Mainanku jatuh sebab kau menggangguku (sambil marah)
IBU
Sudah-sudah, jangan
bertengkar saja kalian. ayo Adi cium tangan ayahmu dulu. Kita segera makan malam,
mumpung hidangan di meja masih hangat
LUNA – ADI
Iya Bu. (berjalan menuju kursi di meja makan)
LUNA
Ayah, lihatlah
tadi aku diajari ibu guru untuk melipat kertas menjadi perahu di sekolah (menunjukkan perahu kertas)
AYAH
Membuat perahu
kertas Nak?
LUNA
Iya ayah,
warnanya merah jambu
IBU
Luna duduk di
tempatmu ya, kita makan malam dulu . Adi, ayo nak. Sekarang kamu yang memimpin
doa sebelum makan ya
ADI
Kenapa aku ?! (sambil menggerutu)
AYAH
Laki-laki adalah
calon pemimpin nak, maka pupuklah itu dari hal sekecil apapun. Termasuk untuk
sekedar memimpin doa sebelum makan.
ADI
(memasang muka masam)
Allahumma
baarik llanaa fiima razaqtanaa waqinaa adzaa ban-naar
Panggung temaram dan perlahan gelap. Ibu dan Ayah
sedang duduk sambil menikmati secangkir minuman hangat di meja.
AYAH
Romansa kisah
yang telah kita rajut telah mendekati suatu kemenangan yang abadi
IBU
Setiap lembar cerita
yang aku goreskan tak pernah jauh dari namamu
AYAH
Lalu apa makna
kemenangan abadi bagimu?
IBU
Saat aku bahagia
AYAH
Bahagia semacam
apa ?
IBU
Saat kau bahagia
AYAH
Begitu pula
dengan aku
IBU
Kau bisa saja
AYAH – IBU
(Saling berpelukan hangat dan nampak raut wajah yang
memancarkan kasih sayang)
Kemudian panggung menjadi remang-remang diiringi
alunan lagu romantis yang membawa suasana semakin hangat dan mengharukan
BABAK 2
Perlahan nampak sosok Luna sedang tertidur diatas
ranjangnya, ia mulai terbangun dari tidurnya sambil melihat keadaan sekitar
kamarnya .
LUNA
Lalu siapakah sebenarnya
Sang Ratu itu ? Ibu biasanya menceritakan tentang dongeng kancil, kisah malin
kundang atau timun mas, tapi cerita ibu tadi membuatku penasaran tentang sosok
Sang Ratu yang pemberani itu. Hmm... tak pernah kudengar dongeng seperti itu
sebelumnya, cukup menarik sih... tapi...
Ibu masuk mendekati Luna.
IBU
Ada apa nak?
Kenapa kau terbangun ?
LUNA
Ceritakan kisah
tentang Sang Ratu itu bu,
IBU
Sang Ratu selalu
hidup bahagia Luna, ia menjadi pemimpin yang baik hati dan mementingkan
kepentingan rakyatnya. Sang Ratu memiliki suami yaitu Sang Raja, mereka hidup
behagia dengan ketiga anaknya.
LUNA
apa ia tidak
pernah sedih ?
IBU
Menangis belum tentu
resah gelisah dan tertawa belum tentu bahagia
LUNA
Aku semakin
bingung ibu
IBU
Pejamkan matamu
Luna, tanyakan pada Sang Ratu mengapa ia bahagia. Nanti ketika kamu dewasa, ibu
harap kamu mampu menjadi sosok Ratu itu, ia begitu kuat dan berani. Kamu serta
kakakmu Adi dan Rudi adalah penerus kerajaan keluarga ini, kalianlah yang nanti
akan memegang tahta. Perhatikanlah perasaan setiap orang disekeliling kalian,
jangan membuat orang lain sakit hati, buatlah orang-orang bahagia didekat
kalian.
Suatu kebahagiaan
itu rasa, bahagia itu sebuah kenikmatan, bahagia itu abadi yang tersimpan di
dalam kalbu (sambil membelai Luna yang
mulai terlelap)
BABAK 3
Lampu mulai menyala dan nampak sosok ayah yang
sedang membaca koran. Terdengar suara seseorang yang berlari menuju panggung,
kemudian nampak sosok Adi yang sedang tergesa-gesa sambil membawa tas ransel.
ADI
Ayah... (berdiri didepan Ayah dengan muka sedih)
AYAH
Akhirnya saat
ini datang juga, sama seperti saat Ayah melepas kakakmu Rudi.
Iya, pergilah
nak. Setiap impian tak mungkin kita capai tanpa perjuangan, sekarang saatnya
kau berjuang untuk mempertaruhkan kemenanganmu. Kembalilah dengan membawa
sebuah senyum, ayah tak memintamu menjadi pemimpin dengan bergelimang harta.
Kebahagiaan ayah hanya ketika kau masih mampu tersenyum sepanjang batas waktu
yang ayah miliki.
ADI
Andi pergi ke
kota menuntut ilmu ditempat yang lebih baik. Ayah tak usah khawatir, andi pasti
akan membawa kesuksesan untuk ayah. Syukurlah, Adi diterima dikampus yang bagus
sehingga pasti akan mudah untuk mencari kerja nantinya.
AYAH
Lebih baik itu
belum tentu terbaik, dan sukses itu belum tentu bahagia
ADI
Sekarang Adi
sudah 18 tahun ayah, saatnya Adi belajar hidup mandiri. Adi sayang ayah, ibu,
kak Rudi dan juga Luna. Adi janji nanti akan membanggakan kalian semua.
AYAH
Yang dipegang
dari seorang pria adalah omongannya, berhati-hatilah dengan ucapanmu nak.
Terkadang apa yang baik menurut kita, belum tentu baik dihati orang lain.
Pandai-pandailah dalam memahami kondisi sekitarmu agar kamu dapat memilih
pilihan yang tepat.
Ibu masuk kedalam panggung
IBU
Ayah tak
berangkat? Bukankah hari ini ayah harus datang lebih awal ke kantor (sambil memberikan tas kepada Ayah)
AYAH
Aku masih ingin
bersama kalian rasanya, nanti sepulang dari kantor pasti Adi dan Luna sudah
berangkat. Aku tak mau menyia-nyiakan waktu ini, saat bersama keluarga inilah
aku selalu bahagia. Meskipun Adi yang selalu bandel, berkali-kali tawuran dan
berulah disana-sini tapi ayah bangga kau bisa berkuliah di kampus unggulan itu.
IBU
Andi hanya
sebentar, dia hanya ingin mengejar impiannya
AYAH
Aku khawatir,
jika ia tak kunjung pulang seperti Rudi. Meraih impian di negeri orang, tapi
sampai detik ini ia tak pernah kembali. Bahkan sepucuk suratpun tak pernah
sampai di rumah ini.
IBU
Percayalah ia
akan segera kembali, ia akan kembali dengan membawa kebahagiaan di
tengah-tengah kita.
ADI
Iya Ayah, Adi
pasti berubah dan tak akan terlibat tawuran lagi disana.
AYAH
Baiklah, ayah
berangkat dulu ya
IBU
Luna...Luna....
Luna memasuki panggung
LUNA
Iya ibu, ada apa
?
IBU
Ini ayahmu mau
berangkat nak, nantikan kau akan berangkat ke Kota
LUNA
Ayah, hati-hati
ya. Luna hari ini akan beragkat ke Kota, syukurlah Luna mewakili sekolah untuk
debat bahasa inggris.
AYAH
Iya nak,
bersemangatlah kalian berdua meraih impian kalian
ADI – LUNA
Iya ayah... (bersamaan)
AYAH
Rasanya rumah
ini semakin sepi ya bu, satu persatu penghuni rumah ini pergi.
IBU
Apakah kau
bahagia ?
AYAH
Aku selalu
bahagia hidup denganmu dan juga anak-anak kita
IBU
Rudi, Andi dan
Luna adalah penerus kita, percayalah mereka yang akan mengantarkan kebahagiaan
yang abadi.
AYAH
Aku mencintaimu
bu
IBU
Aku sangat
mencintaimu
AYAH
Aku benar-benar
menyayangimu
IBU
Begitu pula
dengan aku
AYAH
Begitu pula
dengan kau (mereka saling berpandangan,
dan saling membalas senyuman). Aku harus berangkat ke kantor sekarang, aku
harap kau tak kesepian di rumah sendiri nanti.
IBU
(menghela tangan ayah dan tersenyum)
(kemudian Ayah berjalan keluar panggung sambil
membawa tas kantornya)
ANDI
Andi juga harus
segera ke stasiun. Takutnya nanti ketinggalan kereta
IBU
Kenapa kau tak
berangkat bersama ayahmu tadi?
ADI
Tidak bu, Adi
berangkat dengan Toni, kebetulan dia juga diterima di kampus yang sama jadi
kita berangkat bareng (menyalami kemudian
memeluk ibu)
LUNA
Hati-hati ya
kak, kabari Luna jika nanti ada apa-apa disana
ADI
Iya pasti,
Assalamualaikum (sambil pergi keluar panggung)
IBU - LUNA
Wallaikumsalam
IBU
Semakin lama,
semakin sepi tak seperti memori dimasa lampau. Bayangan akan kegaduhan menjadi
sesuatu yang tampak semakin samar dipandanganku. Hari demi hari kuhitung dan
aku jumlahkan hingga saat ini aku lupa, apakah genap ataukah ganjil?
Setiap hari aku
melamun, selalu ada kekosongan yang terasa, kehampaan yang merasuk menyatu
dengan urat-urat dalam tubuhku. Setiap
sudut rumah ini terasa semakin luas, semakin tak terjamah.
LUNA
Masih ada Luna
bu,
IBU
Ibu rindu saat
dulu menceritakan kisah-kisah dongeng padamu Luna
LUNA
Kisah Sang Ratu
bu, bagaimana kisah kehidupannya dengan Sang Raja?
IBU
Ia kesepian.
Anak-anaknya beranjak dewasa dan mereka jarang bertemu. Setiap hari di
istananya yang megah hanya ditemani para prajurit serta pelayan-pelayannya.
LUNA
Kemana perginya
sang Raja?
IBU
Sang Raja mengorbankan
raga ketika peperangan untuk melindungi kerajaan. Sehingga tahta kerajaan
dialihkan Sang Ratu akibat anak-anaknya yang tak kunjung kembali. Setidaknya
ibu masih lebih bahagia dari Sang Ratu itu pada bagian ini, karena masih ada
ayah, kamu dan Adi yang mempedulikan Ibu. Entah bagaimana nantinya jika ayahmu
pergi lebih dulu, lebih baik ibu saja yang pergi dulu karena ibu tidak akan
sanggup merasa kesepian.
LUNA
Ibu jangan
bilang begitu, Luna janji setelah pulang dari kota nanti akan meluangkan waktu
untuk Ibu. Luna akan mengurangi kesibukan diluar rumah, Luna akan menemani ibu.
Bagi Luna Sang Ratu itu adalah ibu, karena ibu adalah sosok yang tangguh dan
kuat seperti beliau. Rumah ini adalah istana kita bu, dan kisah Sang Ratu yang
kesepian itu akan segera berganti menjadi Sang Ratu yang bahagia.
IBU
Sang Ratu itupun
bahagia Luna, diakhir cerita ia bertemu dengan ketiga anaknya. Ia membangun
kerajaannya, sampai akhirnya kerajaannya menjadi kerajaan paling makmur dan
damai di jagad raya.
LUNA
Ibu, Luna pamit
dulu. (sambil mencium tangan dan memeluk
ibunya) doakkan Luna berhasil dan segera kembali untuk mendengarkan kisah Sang
Ratu.
IBU
Hati-hati nak...
Luna pergi meninggalkan panggung.
IBU
Inilah waktu
yang selalu aku takutkan, ketika anak-anak beranjak dewasa dan mulai sibuk
dengan urusan masing-masing. Bukan salah mereka, tapi inilah dinamika kehidupan
yang harus aku jalani. Menjadi seorang perempuan, menjadi seorang ibu rumah
tangga yang hanya bisa diam dirumah, mengurusi dapur dan segala urusan rumah
yang membosankan (sambil menyapu lantai).
Akankah dihari tuaku nanti aku akan kesepian, sendiri, tak ada yang peduli, ohh...
sungguh mengerikan. Tapi untunglah aku punya suami yang sayang padaku.
Samar-samar terdengar suara memanggil Ibu.
RUDI
Ibu...
IBU
Rudi ? (kebingungan sambil sesekali mencari arah
datangnya suara). Aku bahkan sampai terngiang suara rudi, anak pertamaku
yang telah lama tak pulang
RUDI
Ayah...
IBU
Bahkan semakin
jelas menunjukkan suaranya
RUDI
Ayah, ibu...
ayahhh!! Ibuuu!!! Ayahhh!!!
IBU
Hahh? Rudi? (sambil berteriak)
(Rudi memasuki panggung dengan muka berseri-seri dan
membawa tas-tas berukuran besar)
RUDI
Ibu, ini anakmu!
IBU
Benarkah itu
kamu?, Rudi anakku (terkejut sambil
berlari ke arah Rudi)
RUDI
Tentu saja,
bagaimana ibu ini
IBU
Subhanallah, kau benar-benar anakku kan ?
RUDI
Demi tuhan, aku
adalah buah hatimu
IBU
Kemana saja kau
nak selama ini ?
RUDI
Aku merantau bu,
aku pergi ke utara untuk mencari...
IBU
Mencari apa nak
?
RUDI
Mencari
kebahagiaan, bu
IBU
Ceritakan pada
ibu nak
RUDI
Tunggu sebentar,
kemana ayah, adi dan luna ?
IBU
Ayahmu baru saja
berangkat bekerja, Adi berangkat ke kota untuk meneruskan studi disana,
sedangkan luna sedang mengikuti debat Bahasa Inggris nak
RUDI
Wah, padahal Rudi
kangen banget sama mereka bu.
Lihat meja ini,
masih sama seperti yang dulu. Aku sangat rindu ketika kita berlima makan malam
bersama sambil menceritakan pengalaman masing-masing. Sungguh amazing!
Aku rindu
masakan ibu, aku rindu petuah ayah, aku rindu keisengan luna, dan aku rindu
bermain bersama adi. Selama aku di utara sana, aku bertemu dengan banyak orang
bu. Tapi tetap saja aku masih tidak menemukan masakan seenak yang ibu masak.
IBU
Kenapa selama
ini kau tak memberi kabar sama sekali dan tak pernah pulang?
RUDI
Kalau aku pulang
akan memakan banyak biaya untuk transportasi. Dulu sempat sekali aku mengirim
surat lewat pos kesini, tapi nampaknya tak sampai ya bu? Aku tidak ingin
keluarga disini mengetahui kesusahanku disana, jadi aku sengaja tak membagi
kisah sedih itu bu. Tapi sekarang anak sulungmu ini telah berhasil. Lihatlah
aku membawakan oleh-oleh untuk ibu, selendang sutra dan sebuah sepatu untuk
ayah dari bahan kulit sapi yang berkualitas. Ini semua dari hasil kerjaku sendiri
bu.
IBU
Apa yang kau
kerjakan disana nak?
RUDI
Rudi bekerja
sebagai salah satu pengurus di rumah sakit, disana rudi berusaha dengan sekuat
tenaga untuk mengumpulkan kebahagiaan untuk keluarga ini bu.
IBU
Rumah sakit apa
?
RUDI
Rumah sakit bagi
orang-orang skizofrenia, penderita
gangguan disosiatif, traumatik, ..... mengurusi mereka yang membutuhkan bantuan
karena permasalahan kehidupannya.
IBU
Maksudmu rumah
sakit jiwa?
RUDI
Rumah sakit jiwa
(sambil menganggukan kepalanya)
IBU
Jadi kau
mengurusi orang gila
RUDI
Mereka tidak
gila bu, hanya memiliki pandangan norma yang berbeda dengan kita. Tenang saja,
rudi tidak akan ketularan kok bu. Rudi selalu semangat bekerja untuk
mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya.
IBU
Ibu harap kau
tak juga menjadi gila Rudi, kebahagiaan itu bukan materi, kebahagiaan adalah
rasa.
RUDI
Wah, jadi ibu
tidak bahagia dengan pencapaian rudi sampai saat ini ? padahal Rudi sudah
capek-capek kerja.
IBU
Ibu bahagia
bukan karena materi yang kau bawa rud, tapi ibu bahagia ketika melihatmu
kembali mengisi kekosongan rumah ini. tahukah kamu bahwa setiap kali ayahmu bekerja,
dan adik-adikmu keluar rumah, ruangan rumah ini terasa kosong tak bernyawa.
RUDI
Iya bu, tapi
rudi juga harus kembali kesana minggu depan. Rudi Cuma mendapatkan ijin
beberapa hari saja meninggalkan pekerjaan, karena pasien di rumah sakit cukup
banyak saat ini
IBU
Kamu baru saja
kembali setelah 7 tahun kau meninggalkan rumah ini Rud
RUDI
Yah, tapi aku
harus kembali bu.
IBU
Apa tidak bisa
lebih lama rud? Mungkin dua bulan?
RUDI
Tidak ...
IBU
Sebulan?
RUDI
Tidak, tidak ...
IBU
Seminggu ?
RUDI
Tidak, tidak,
tidak ...
IBU
Sehari ?
RUDI
Tidak, tidak,
tidak, tidak ...
IBU
Sejam rud ?
RUDI
Bisa Jadi bu, semua karena di utara sana
banyak orang gila gara-gara permasalahan sosial yang terlalu menekan.
IBU
Apa termasuk
juga kau?
RUDI
Maksud ibu? Aku
gila juga bu?
IBU
(terdiam sambil
memegang pundak Rudi)
Ibu lihat cara
bicaramu sedikit berubah nak?
RUDI
Tidak juga bu, mungkin
karena kita lama tak bertemu saja.
IBU
Ibu mengenalmu
jauh daripada saat kau mengenal dirimu sendiri.
RUDI
Tapi rudi masih
seperti yang dulu bu.
IBU
Bertahun-tahun
kau mendalami ilmu yang mempelajari perilaku, kepribadian, sikap dan hal
lainnya tentang manusia. Tapi apa kau pernah mengenali dan mempelajari dirimu
sendiri ?
RUDI
Wah, ibu
mendadak puitis, hahaha. Rudi mengerti kalau ibu dan keluarga ini sangat
mengkhawatirkan rudi, begitu pula dengan rudi bu. Tapi jika rudi tetap disini
tak akan ada suatu perubahan.
IBU
Kau bisa merubah
mental bangsa ini, menyembuhkan abnormalitas psikis bangsa. Banyak hal yang
bisa kau lakukan nak.
RUDI
Itu kurang
menjanjikan bu.
(tiba-tiba seorang
warga tampak bingung dan tergesa-gesa memasuki panggung)
WARGA
Ibu sunyoto, ibu
sunyoto!!
IBU
Ada apa? Kenapa
nampak tergesa-gesa?
WARGA
Pak sunyoto
bu... itu pak sunyoto (sambil
terbata-bata mengucapkannya)
IBU
Kenapa dengan
bapak ? (nampak kebingungan dan
penasaran)
WARGA
Bapak kecelakaan
bu, sekarang ada di depan
IBU
(dengan keadaan
kalut berlari keluar panggung)
RUDI
Bapak ... (berlari menuju keluar panggung)
BABAK 4
Panggung mulai remang-remang, terdengar suara isakan
tangis Ibu.
Bagai musafir
berlalu, ibarat asap diterpa bayu
Hujan badai
menerjang, tabah demi kepastian
Kehilangan cinta
ini
Pengorbanan
tiada henti
Berpikir,
berpikir ku dari dalam lubuk kalbu
(Ibu memasuki panggung dengan langkah gontai dan
sedih)
IBU
Ada kalanya
seseorang berangkat dan juga adakalanya mereka akan pulang, akhir perjalanan
yang sungguh telah digariskan Tuhan. Meja ini menjadi saksi akan cinta kita
yang terus percaya akan adanya kebahagiaan abadi. Tak pernah sedetikpun aku
melupakan kalimat yang kau ungkap di meja ini. (sambil mengelus-elus meja makan)
(ayah memasuki panggung dengan pakaian serba putih)
AYAH
Kembali
mengingat seperti dahulu
IBU
(tersenyum sambil terisak-isak)
AYAH
Aku pertama kali
tertarik saat kau mengalunkan tembang jawa. Berikan alunan itu
IBU
Aku sudah tak
bisa, suaraku tak sesempurna itu
AYAH
Dimataku kau
selalu terlihat sempurna
IBU
Aku tak mau lagi
AYAH
Selamanya
IBU
Untuk selamanya
AYAH
Bahkan untukku
IBU
Bahkan untuk
dirimu sekalipun
AYAH
Begitu teganya
dirimu tak mau menyanyi untuk terakhir kalinya sebelum aku berangkat ke surga. (tersenyum sambil pergi meninggalkan panggung)
IBU
Ganep, suwung
isi tali pati
Ganjil lumaku
bebaya saya seru
Wis ginarise
saka cangriman para leluhur
Bisa kasunyatan
pangucap kuwi
Nuswantara kebak
cidro
Sapu jagad kerep
rebutan mbarep
(Luna memasuki panggung)
LUNA
Ibu baik-baik
saja?
IBU
Menangis belum
tentu resah gelisah, tertawa belum tentu pasti bahagia
LUNA
Ayah pasti
bahagia disana bu.
IBU
Akan selalu bahagia. Tahukah darimana kau terlahir?
LUNA
Dari rahim ibu
bukan?
IBU
Jika ibu ternyata
masih perawan dan ayahmu masih perjaka, bagaimana kau menjawab pertanyaan itu?
LUNA
maksud ibu apa ?
maksud ibu apa ?
IBU
Kau terlahir
bukan hanya dari nafsu semata, kau terlahir dari rasa yang terjalin antara ayah
dan ibu. Pahamilah jika setiap kebahagiaan adalah rasa yang tak mampu
diterjemahkan. Kau masih ingat kisah Sang Ratu itu bukan, ia kehilangan Sang
Raja. Dan kini kisah itu ibu alami, ibu paham sekarang bagaimana sakitnya,
bagaimana kesepian itu begitu menyesakkan.
(Adi memasuki panggung)
ADI
Ibu baik-baik
saja?
IBU
Ada kalanya
suatu cerita akan menjadi kenangan, tapi cinta akan terus bergairah sesuai
dengan harapan
ADI
Ibu merasa sedih
saat ini ?
IBU
Selalu bahagia
nak. Kekosongan itu adalah sebuah renungan dalam menyelami makna kebahagiaan
abadi yang selalu ingin diraih oleh manusia.
(Rudi memasuki panggung)
RUDI
Ibu baik-baik
saja?
IBU
Mungkin cinta
saat ini cidera, tapi setiap langkah yang mengalun akan menyembuhkan setiap
bagian yang tergores.
RUDI
Apakah ibu
merasa sedih ?
IBU
Kebahagiaan dan kesedihan
mengalir pada satu muara yang sama, mencapai kesempurnaan abadi.
(Luna, Adi dan Rudi terdiam disekitar Ibu)
IBU
Meja ini telah
kosong tanpa kisah, hanya kalian yang mampu melanjutkan kisah itu kembali.
----- SELESAI
-----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar