Selasa, 16 Desember 2014

DASAR ANJING! by Teater Hampa Indonesia

Foto by Dananta Kitto (Himafo) - Pementasan Teater Hampa Indonesia berjudul DASAR ANJING karya fiyan ilman faqih sutradara Fajar AS tanggal 5 Desember 2014 di Sasana Budaya, UM

Jika ditanya mengenai hewan peliharaan apa yang paling banyak dipelihara, mungkin anjing akan masuk dalam jajaran peringkat teratas. Anjing merupakan salah satu hewan yang paling banyak dipelihara oleh manusia, bahkan sering disebut sahabat manusia. Hal tersebut tak lepas dari sifat anjing yang mudah mengenali majikannya, serta mampu dilatih dalam melakukan hal-hal tertentu. Bahkan di kepolisianpun memanfaatkan kemampuan anjing dalam membantu tugas-tugas pelacakan hingga menemukan para penjahat. Melihat dari kacamata positif tentu kita akan menemukan banyak kelebihan yang dimiliki oleh seekor anjing dalam kehidupan manusia. Di negara barat banyak penduduknya memelihara anjing dan memperlakukan layaknya anggota keluarga bahkan anaknya.
Namun di Indonesia, anjing masih dianggap sebagai hewan yang kurang disukai beberapa kalangan. Hal tersebut tidak terlepas dari budaya dan kultur bangsa kita, dimana mayoritas beragama muslim. Ya, anjing merupakan hewan yang dianggap najis serta dagingnyapun haram untuk dimakan. Anjing juga dianggap sebagai hewan yang ditakuti karena dianggap suka mengejar manusia, meskipun kenyataannya tidak semua jenis anjing bersikap demikian. Hinaan ataupun makian juga terkadang menggunakan kata anjing. Jamak kita temui kata anjing menjadi memiliki konotasi yang negatif dan terkesan arogan serta kasar jika diucapkan.
Dalam mengungkap sisi lain dari seekor hewan bernama anjing, Teater Hampa Indonesia mengadakan pementasan teater berjudul ”Dasar Anjing!”. Pementasan tersebut berasal dari naskah yang ditulis oleh Fiyan Ilman Faqih dan disutradarai oleh Fajar Akhmad Sugito. Pementasan yang diadakan di gedung sasana budaya pada malam itu (5/12) cukup menarik karena pada saat penonton sebelum masuk ke gedung nampak terdapat beberapa anjing yang dibawa oleh salah satu komunitas pecinta anjing di Kota Malang. Pementasan diawali dengan adegan pembuka seorang pencuri yang mengendap-endap kemudian dikejar seekor anjing golden retriever, kemudian pencuri tersebut mengumpat dengan kalimat ”Dasar Anjing!”.
Kemudian dilanjutkan adegan para anjing yang diperankan oleh para mahasiswa yang tergabung dalam Teater Hampa Indonesia. Dua ekor anjing sedang mencari sisa-sisa makanan di tempat sampah. Dalam dialog para anjing diselipkan kalimat-kalimat sindiran bagi para manusia serta informasi-informasi yang cukup menggelikan jika diucapkan oleh seekor anjing. Adegan dilanjutkan dengan sepasang suami istri yang ditampilkan dalam siluet. Keduanya bertengkar karena sang suami dituduh berselingkuh. Sang istri berkali-kali menghujat suaminya dengan kalimat anjing. Terhitung kurang lebih tujuh makian anjing yang dilontarkan sang istri kepada suaminya. Selepas kedua suami istri tersebut pergi, barulah para anjing geram karena nama mereka digunakan sebagai bahan makian.

Para anjing berkumpul dan menyusun strategi dalam membalas sikap manusia yang merendahkan derajat anjing. Mulailah muncul perdebatan dari para anjing yang kebingungan mencari jalan keluar dalam membela kaumnya. Salah satu anjing bahkan menolak membalas dendam karena dirasa akan sia-sia saja. Sampai akhirnya setelah perdebatan dan bahkan diwarnai perkelahian anjing tersebut, ditemukan satu solusi yang disepakati oleh para anjing. Mereka menyadari jika tak bisa membalas secara langsung sikap manusia yang menggunakan nama anjing dalam menghina orang lain, suporter bola, bahkan suatu keadaan sekalipun. Mereka sepakat menggunakan makian menggunakan kata manusia sebagai bahan makian. Pementasan diakhiri dengan perdebatan para anjing dan puncaknya semua mengucapkan ”Dasar Manusia!”, sebagai bentuk representasi suatu makian dan hinaan terhadap anjing lain. Pementasan ini selanjutnya akan diikutkan dalam Festival Teater Mahasiswa Nasional VII yang akan diadakan di Bandung pada tahun 2015 mendatang.

Tidak ada komentar: